Mohon tunggu...
Imam Kodri
Imam Kodri Mohon Tunggu... - -

Formal Education Background in UPDM (B) Of Bachelor’s Degree of Politics and Social Science, majoring of Public Administration and Master Degree, Majoring of Human Resources. Worked in various private companies over 30 years, such as: PT. Pan Brothers Textile as HRD Assistant Manager, PT. Sumber Makmur as HRD Manager, General Personnel Manager at PT. Bangun Perkarsa Adhitamasentra, Senior Manager of HRD and General affair at PT. Indoraya Giriperkarsa, Headmaster of Kelapa Dua High School, and the last, Head of the General Bureau and Human Resources at ISTN Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bagaimana Cara Pedagang Kambing Pak Arip Ikut Berkurban?

28 Agustus 2017   20:15 Diperbarui: 29 Agustus 2017   08:08 2955
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pak Arip, sedang melayani calon pembeli kambing Kurban. Foto Dokpri (8/28/2017)

Memang seorang bernaluri pedagang seperti Arip pandai membaca peluang, hanya dengan instingnya karena kejujurannya  ia bisa membaca  tanda-tanda; pertama ada peningkatan kesadaran kaum muslimin untuk berkorban di hari mulia Idul Adha 1438 H.  Yang kedua, dengan pancainderanya yang masih lengkap Arip juga menilai bahwa  jumlah orang kaya kaum muslimin meningkat, buktinya jalanan macet tiap hari isinya mobil-mobil baru, tidak mustahil mereka itu mayoritas adalah kaum muslimin  yang menjadi orang kaya baru.

Menurutnya, "mumpung menjelang Idul Adha inilah peluang yang bagus untuk berdagang musiman kambing kurban yang tiap tahun selalu ramai dan meningkat.

Arip (40) bersama Ican (30) keduanya adalah lulusan pesantren, memang pandai membaca peluang. Idul Adha tahun ini menurut penilaiannya sangat menguntungkan.  "lapak belum juga dibuka ternyata permintaan kambing kurban dari para pelanggan saya tahun ini lebih banyak dibanding tahun lalu" katanya. "Sejak memasuki bulan Zulhijah sudah banyak permintaan hewan kurban, Inilah peluang yang tidak boleh saya abaikan begitu saja" ujarnya.

"oleh sebab itu sejak 20 Agustus 2017 saya memutuskan untuk beralih profesi dari tukang bengkel menjadi pedagang kambing kurban," ujarnya. Walaupun profesi ini sifatnya sementara setidaknya seperti tahun-tahun sebelumnya selalu dapat keuntungan yang lebih baik ketimbang menjadi tukang begkel motor, "katanya.  

Pak Arip, sedang melayani calon pembeli kambing Kurban. Foto Dokpri (8/28/2017)
Pak Arip, sedang melayani calon pembeli kambing Kurban. Foto Dokpri (8/28/2017)
Menurutnya bulan haji tahun ini jualan kambing atau hewan kurban lainnya diperkirakan akan laku keras. Maka dengan sigapnya, Arip membuka lapak baru untuk berjualan, dipilihnya lokasi yang tidak jauh dari tempat tinggalnya yaitu dipinggir jalan Pangeran Jayakarta. 

Menurut perhitungan naluri dagangnya dengan membuka lapak di pinggiran jalan Pangeran Jayakarta, Cipinang, Jakarta Timur, banyak sisi keuntungannya. Yaitu sangat strategis karena dekat dengan banyak perumahan mewah disekitarnya, kedua di wilayah Cipinang Jakarta Timur  paling banyak masjid dan komunitas pengajian, kondisi demikian menurutnya pastilah banyak membawa berkah dan keuntungan.

Dia melanjutkan "Sedikit kerugiannya, mudah-mudahan tidak terjadi, membuka lapak di pinggiran Jalan Pangeran Jayakarta selalu diliputi rasa was-was karena nggak berijin, diakhawatirkan digusur Satpol PP. "Tetapi Alhamdulillah ternyata ada mobil Satpol PP lewat, mereka cuek-cuek saja" ujarnya.

Bersama Ican ia kulakan dagangannya sampai ke Cianjur, kepada langganannya yang sudah dibinanya selama puluhan tahun. Karena sudah menjadi langganan tetapnya sejak tahun 2002,  ia boleh mengambil 50 ekor kambing atau lebih,  tanpa uang jaminan. Kepercayaan yang diberikan ia jaga sebaik-baiknya.

Itulah sebenarnya kunci dalam berbisnis, harus pandai menjaga saling percaya dan disiplin, terutama soal pembanyaran. Alhamdulillah saya belum pernah mengalami kerugian sejak menjalin bisnis kambing korban dengan orang-orang Cianjur, "ujarnya.  Hari Raya Qurban sudah tinggal beberapa hari lagi,  42 ekor kambing dagangan miliknya sudah laku terjual, Arip dan Ican sekarang hanya menunggu sisa barang dagangannya yang belum terjual tinggal 8 ekor.

Pak Ari, Pak Ican (paling muda) dan Pak ade menunggu calon pembeli. Foto Dokpri (8/28/2017)
Pak Ari, Pak Ican (paling muda) dan Pak ade menunggu calon pembeli. Foto Dokpri (8/28/2017)
Rupanya daya beli masyarakat Jakarta lagi bagus harga kambing milik Arif yang termurah ia jual Rp 3 jutaan dan paling besar miliknya ia jual Rp 4 jutaan. Ia dan temannya kebetulan tahu cara memilih kambing-kambing sehat, yang sesuai dengan syari'at untuk menjadi hewan kurban. Kalaupun  ada pembeli yang menawar, angkanya tidah terpaut jauh dengan harga rata-rata kambing milik Arip.

Dalam berjualan, Arip memberikan pelayanan kepada konsumen sampai tuntas. Konsummen boleh menitipkan kambingnya sampai hari H penyembelihan,  tanpa dipungut biaya tambahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun