Mohon tunggu...
Imam Kodri
Imam Kodri Mohon Tunggu... - -

Formal Education Background in UPDM (B) Of Bachelor’s Degree of Politics and Social Science, majoring of Public Administration and Master Degree, Majoring of Human Resources. Worked in various private companies over 30 years, such as: PT. Pan Brothers Textile as HRD Assistant Manager, PT. Sumber Makmur as HRD Manager, General Personnel Manager at PT. Bangun Perkarsa Adhitamasentra, Senior Manager of HRD and General affair at PT. Indoraya Giriperkarsa, Headmaster of Kelapa Dua High School, and the last, Head of the General Bureau and Human Resources at ISTN Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

KH Maman Imanul Haq, Pendekar Pluralisme Cagub Jabar

11 Agustus 2017   16:03 Diperbarui: 11 Agustus 2017   18:41 4040
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KH Maman Imanulhaq, Anggota Komisi VIII DPR dari FPKB (paramadina-pusad.or.id)

KH. Maman Imanulhaq Faqih atau sering di panggil Kang Maman lahir pada tanggal 8 Desember 1972 ada yang menyebutnya tanggal 12 Agustus 1972  adalah Pengasuh Ponpes Al-Mizan Ciborelang, Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat "Kang Maman seorang kyai muda yang progresif, toleran, dan mempunyai kualitas spiritual sangat alim kiyai yang dengan umat lain walau berbeda agama tidak memusuhi, malah terjalin hubungan yang baik. Seorang tokoh muda yang sangat menghayati makna NKRI, sangat konsisten dalam pengamalan pancasila dalam kehidupan sehari-hari dan teguh dalam menjunjung tinggi konstitusi UUD '45. Kiyai yang ahli bidang sastra dan puisi serta syair-syair sholawat ini juga penganut setia KH Abdurachman Wahid oleh karenanya kang Maman ini sangat memahami makna pluralisme yang pernah diajarkan Gus Dur.

Kang Maman mengajarkan dengan gamblang arti tentang kebhinekaan. Wawasan kebangsaan Kang Maman sangat terinspirasi dari  pendiri NU Mbah  Hasyim Azhari tentang revolusi jihad yang mampu membangkitkan para santri dan umat Islam di seluruh tanah Jawa  bangkit melawan kolonialisme Belanda. Dari Sinilah Kiyai Maman bersama dengan tokoh-tokoh muda yang tergabung dalam Lembaga Persaudaraan Ormas Islam (LPOI): Syarikat Islam Indonesia (SII), Persatuan Islam (PERSIS), Al Irsyad Al Islamiyyah, Mathlaul Anwar, Al-Ittihadiyah, Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), Ikatan DA'I Indonesia (IKADI), Azzikra, Al-Washliyah, Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI), dan Persatuan Umat Islam (PUI) menginisiasi lahirnya Hari Santri Nasional.

Sebagai seorang yang berwawasan luas dalam merangkai harmonisasi kehidupan dalam wujud toleransi sosial beragama Kang Maman pernah dipercaya menjadi pembicara dalam program Inter-religios Dialogue di Ohio University Amerika Serikat Di bulan September hingga Oktober, 2003. Selain itu, H. Maman Imanulhaq Faqih juga aktif dalam kajian pemikiran Islam di banyak institusi dalam dan luar negeri. Dalam bidang politik, H. Maman Imanulhaq Faqih saat ini menjabat sebagai anggota DPR-RI periode 2014-2019. Ia bertugas di Komisi VIII yang membidangi agama, sosial dan pemberdayaan perempuan.

Tak diragukan lagi Kiyai Maman ini dikenal sangat mahir berinteraksi dengan segala komunitas lapisan sosial masyarakat menengah, bawah sampai atas. Inilah modal Kang Maman di bidang komunikasi politik yang alamiah lahir karena otodidak, talenta kurnia Tuhan. Daya tarik Kiyai Maman ternyata mampu membangkitkan gairah pencarian kader berbakat dan potensial untuk mengikuti pemilihan kepala daerah 2018 di Jawa Barat. 

Kang Maman Tepat untuk jadi Pemimpin di Jawa Barat

Saat ini Jawa Barat butuh pemimpin jujur anti korupsi, toleran, wawasan kebhinekaanya luas, mempunyai komunikasi efektif dan pergaulan luas disemua kalangan dan lapisan masyarakat menengah, bawah, sampai atas. Kiyai Maman bisa menjadi pilihan mereka untuk menjadi calon Gubernur/Wakil Gubernur Jawa Barat pada pilkada 2018 mendatang. Kepemimpinan seperti Kang Maman sangat tepat untuk Jawa Barat karena dengan gaya kepemimpinannya yang demokratis  tidak otoriter, namun beliau seringkali mengundang datangnya ide-ide brilian dari orang disekitarnya dengan gayanya yang santun dan diplomatis, dan sangat dinamis dapat membawa Jawa Barat menjadi lebih baik.

Kang Maman sangat mampu melakukan terobosan-terobosan progresif yang membawa hasil positif terutama dibidang kesejahteraan ekonomi dan pendidikan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Jawa Barat yang menjangkau seluruh lapisan terutama rakyat kecil, rakyat miskin, rakyat tepinggirkan. Penulis mengintip dan mendengarkan isi dari uneg-uneg para tokoh dan para ulama di negeri ini baik yang berasal dari partai politik maupun tokoh lintas agama Kang Maman adalah salah satu calon pemimpin terbaik yang ada di Jawa Barata saat ini.

Kiyai muda yang alim ini selain seorang pendekar toleransi yang penuh dengan jiwa kemanusiaan, iapun seorang pemimpin yang sangat mengerti penderitaan rakyat kecil, pemimpin yang ikhlas memikul beban amanat penderitaan rakyat. Kang Maman selalu berkata: "Kalaupun ada pamrih saya selama ini adalah karena kasih sayang saya kepada yatim dan piatu, para kaum duafa, fakir miskin, anak terlantar (komunikasi imajiner penulis dengan Kang Maman) Tentang pembelaannya kepada si miskin si minoritas  yang terpinggirkan Kang maman adalah pionirnya.

Dukungan membanjir

Dukungan kepada Kang Maman membanjir dari kalangan ibu-ibu NU Jawa Barat, para pedagang, karyawan, masyarakat sekitar, pada perkembangan selanjutnya dukungan muncul juga dari banyak tokoh: budayawan, seniman, ulama, komunitas pesantren jawa barat, para birokrat eksekutif, legislatif muncul pula dukungan dari fraksi-farksi  PPP, PDIP, di daerah yang berimbas positip ke pusat. Belakangan partai-partai besar GOLKAR, PDIP, NASDEM mulai melirik, imbas politik Kang Maman yang sering blusukan?

Dukungan kepada Kang Maman juga muncul dari para Kiyai, guru-guru Kiyai Maman sendiri dan para tokoh ulama kharismatik, yang beliau sering kunjungi diantaranya Kiyai Khoer Afandi, mbah Dullah Salam, Kyai Mudzakir, KH Ma'ruf Amin, KH Aqoil Siraj,  KH Aris Ni'matullah Pondok Pesantren Buntet Cirebon. KH Sholeh Hasan pimpinan Pondok Pesantren KhoriatulUmah Bandung, KH Umar Farouk Ponpes Al Husein Kabupaten Bandung, KH Muhtadi Dimyati pimpinan Pondok Pesantren Cidahu Pandeglang Banten, KH Ahmad Sadeli Karim Ketua Umum Mathla'ul Anwar Banten. Prof Dr Maman Abdurrahman, Ketua MAJ dan Penasehat Persatuan Islam (Persis), Dr KH Jeje Zaenudin, Wakil Ketua Umum Persatuan Islam, Dr Rahman Sabon Nama, cendekiawan Islam, Dr Yusnar Yusuf Rangkuti, Ketua Umum al Waslia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun