Mohon tunggu...
Imam Kodri
Imam Kodri Mohon Tunggu... - -

Formal Education Background in UPDM (B) Of Bachelor’s Degree of Politics and Social Science, majoring of Public Administration and Master Degree, Majoring of Human Resources. Worked in various private companies over 30 years, such as: PT. Pan Brothers Textile as HRD Assistant Manager, PT. Sumber Makmur as HRD Manager, General Personnel Manager at PT. Bangun Perkarsa Adhitamasentra, Senior Manager of HRD and General affair at PT. Indoraya Giriperkarsa, Headmaster of Kelapa Dua High School, and the last, Head of the General Bureau and Human Resources at ISTN Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Gawat, Konflik Kian Panas, Keraton Yogyakarta Kini Punya Dua Raja?

16 Juli 2015   13:45 Diperbarui: 16 Juli 2015   13:59 4641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dan kejadian demi kejadian mulai muncul. Misalnya pengukuhan Gusti Bendara Pangeran Haryo Prabukusumo menjadi Sultan Hamengku Buwono Kaping XI oleh pihak yang mengaku berasal dari Trah Ki Ageng Giring-Ki Ageng Pemanahan serta pemimpinnya, Satrio Djojonegoro. Sejarah kasultanan Yogya yang asal-usulnya dari dinasti Pemanahan, yang menurunkan Ngabehi Loring Pasar yang kelak akan menjadi raja besar bergelar Senapati Ing Ngalaga Sayidin Panatagama. Jika dihitung usia mataram semasa Senapati hingga sekarang dari 1535 sampai 2015 sudah memakan waktu hampir 500 tahun, tentu saja sudah berpuluh ribu keturunan.

Oleh sebab itu pengakuan tersebut, menunjukan Yogya Mataram akan kembali menjadi ajang perseteruan keluarga yang diperkirakan memakan waktu lama. Dampaknya terhadap NKRI memang kecil hanya saja secara stabilitas keamanan dan kenyamanan akan sangat mengganggu. Karena diindikasikan pihak-pihak diluar keraton akan memanaskan suasana dan akan memanfaatkan situasi ini. Memang Sejak Pemberlakukan UU Nomor 13/2012 tentang Keistimewaan DI Yogyakarta, Keistimewaan Yogya menjadi semakin menarik, terutama dari potensi ekonomi kepariwisatan.

Disamping dapat dijadikan pusat pendidikan dan kajian sejarah masa lampau, maka nilai Yogya dari kepariwisataan cukup menjanjikan dan menguntungkan. Berkaca dari potensi Yogya yang lumayan menjanjikan dari pendapatan ekonomi kepariwisataan, tentu saja pihak-pihak yang mengaku masih ada keturunan Pemanahan, semakin bernafsu untuk mendapatkan keuntungan dari Yogya apalagi sebagai daerah Istimewa akan selalu mendapat jatah setiap tahun yang cukup besar hingga 1.5 T, Fantastis, siapa sih yang ngga ngiler?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun