Sebagian besar politisi yang masih mempunyai hatinurani dan memiliki komitmen untuk mewujudkan kehidupan yang bersih dan dijauhkan dari perilaku korup, berani bersikap sangat kritis menolak dana aspirasi yang diusulkan DPR berupa program pembangunan daerah pemilihan senilai Rp 15 miliar-Rp 20 miliar per anggota DPR, yang diperkirakan akan menghabiskan Rp 11,2 triliun per tahun ini.
Sebenarnya diakui secara jujur masih ada anggota DPR khususnya yang reformis dari angkatan muda usia, tak sedikit yang menentang usulan DA. Mereka masih punya perasaan takut dosa, masih mempunyai rasa malu untuk melakukan perbuatan yang membohongi dan membodohi rakyat, karena tujuannya jelas mudah ditebak, Dana Aspirasi akan dijadikan bancakan, uang suap, dan semacamnya yang sangat merugikan keuangan negara.
Dana Aspirasi jelas bertentangan dengan rasa keadilan, jauh dari sensitifitas amanat NawaCita dan Revolusi Mental, yakni terkait keadilan dan pemerataan pembangunan.
Sungguh sangat memprihatinkan ternyata rakyat Indonesia banyak yang telah telah salah pilih, hasil pilihannya hanya menghasilkan para wakil rakyat di DPR yang tidak amanah. Tidak mempunyai hati nurani, mereka telah di susupi keserakahan dipenuhi rekayasa untuk menguras uang rakyat.
Tak dapat dibayangkan jika sampai lolos Dana Aspirasi maka pulau Jawa akan kebanjiran sebut saja Dana Bancakan, Dana Suap, atau Dana Sogokan, sedangkan wilayah yang ada di luar pulau jawa akan semakin miskin karena sangat sedikit mendapat bagian Dana Bancakan itu.
Menanggapai berbagai respon negatif dari masyarakat, para anggota DPR beralasan bahwa DA bukan bancakan, tetapi dana yang ujungnya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Seperti yang disampaikan oleh politisi DPR Muhammad Misbakhun dan Politisi Partai Keadilan Sejahtera Fahri Hamzah. Mereka berpendapat dengan adanya dana aspirasi ini, diharapkan anggota DPR bisa langsung menindaklanjuti aspirasi yang diberikan oleh masyarakat,menyerap aspirasi masyarakat di daerah pemilihan yang berujung pada meningkatnya infrastruktur dan kesejahteraan rakyat.Kompas.com
Apakah benar seperti yang disampaikan oleh dua politisi penentang dan sangat antipati Jokowi tersebut, Muhammad Misbakhun dan Politisi Partai Keadilan Sejahtera Fahri Hamzah terkait Dana Aspirasi?
Benarkah motif di balik usulan DA ini adalah menindaklanjuti aspirasi yang diberikan oleh masyarakat,menyerap aspirasi masyarakat di daerah pemilihan yang berujung pada meningkatnya infrastruktur dan kesejahteraan rakyat di daerah? Atau ada motof-motif lain?
Belum ada bukti dan tindakan nyata dari Anggota DPR peduli kepada kehidupan rakyat yang sejahteraan. Lihat saja dari Dana Reses yang seharusnya dipergunakan untuk menunjukan kepeduliannya kepada dapil, ternyata mereka bahkan tidak tahu letak dapil yang menjadi basis keterpilihannya.
Mereka berdalih untuk menindaklanjuti aspirasi yang diberikan oleh masyarakat. Bukankah rakyat selama ini miskin karena ulah para politisi DPR, Mereka berlomba-lomba membangun gedung dan rumah baru, mobil baru, apa itu yang disebut menindaklanjuti aspirasi rakyat? Sementara rakyat tetap gembang kempis hidupnya.
Dana Aspirasi DPR tidak lebih dari Dana Bancakan, atau Dana Suap, atau Dana Sogokan, karena pada akhirnya dana tersebut akan dijadikan bancakan anggota DPR dan Pejabat Korup, yang penuh dengan suap menyuap, sogokan, dan transaksi gelap lainnya.