Dengan cara demikian maka Titiek akan lebih mudah menarik terutama dari kubu Agung laksono dapat duduk bersama kembali dengan kubu ARB membicarakan islah yang konstruktif. Apa lagi terbukanya peluang dari banyak kader dua kubu, Aburizal Bakrie dan Agung diharapkan tidak mempermasalahkan jika keluarga Cendana (baca kepemimpinan Titiek Soeharto) ingin mengambil alih kepemimpinan Partai Golkar yang saat ini tengah mengalami dualisme.
Titiek menyadari penyelesaian konflik Golkar membutuhkan seorang figur pemimpin yang dapat berdiri secara adil ditengah-tengah dua kubu yang sedang konflik. Musyawarah yang harus dilakukan oleh Titiek Suharto untuk menyatukan Ical dan Agung dengan didasari rasa saling percaya.
Jika Titiek mampu mengoptimalkan sumber daya yang berpihak kepadanya, agar dapat bekerja secara optimal, menarik kedua kubu menjadi kekuatan satu Golkar yang kokoh, niscaya pada 2019 golkar dapatmeraih suara signifikan, dan pada gilirannya Nama Titiek kan menjadi lebih pantas untuk menduduki ketua umum Golkar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H