Mohon tunggu...
Imam Kodri
Imam Kodri Mohon Tunggu... - -

Formal Education Background in UPDM (B) Of Bachelor’s Degree of Politics and Social Science, majoring of Public Administration and Master Degree, Majoring of Human Resources. Worked in various private companies over 30 years, such as: PT. Pan Brothers Textile as HRD Assistant Manager, PT. Sumber Makmur as HRD Manager, General Personnel Manager at PT. Bangun Perkarsa Adhitamasentra, Senior Manager of HRD and General affair at PT. Indoraya Giriperkarsa, Headmaster of Kelapa Dua High School, and the last, Head of the General Bureau and Human Resources at ISTN Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Jokowi: Pak SBY Takut Kehilangan Popularitas

18 April 2015   20:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:56 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14293642451016977492

[caption id="attachment_379038" align="aligncenter" width="536" caption="Presiden Jokowi. ©Setpres RI/Cahyo"][/caption]

Presiden Jokowidodo dalam pernyataannya menyinggung masa pemerintahann SBY disaat mengalami guncangan ekonomi, masih mempertahan kan kebiasaan lama yang buruk yaitu tidah pernah mau mengalihkan kebijakan subsidi BBM mengalihkan kepada program keja yang lain, yang lebih produktif.

Sehingga masa kepemimpinan SBY selama 2 kali periodik bersifat stagnant. Padahal Jika SBY mau mengorbankan sedikit saja beban popularitas atas dirinya dimata rakyat dengan mencabut subsidi BBM yang hanya dinikmati golongan masyarakat kaya makaIndonesia sudah banyak menikmati hasil pembangunan yang pro rakyat.

Akan tetapi karena hanya ingin mempertahankan kekuasaannya dengan aman saja maka masa pemerintahannya yang sampai dengan 2 kali periode itu hanya dihabiskan waktunya hanya untuk melayani kehidupan para golongan masyarakat strata menengahkeatas.

Sedangkan kehidupan masyarakat kalangan bawah praktis tidak mengalami banyak perubahan, justru secara kualitas dan kwantitas semakin bertambah beban yang ditanggumg oleh masyarakat. Praktis selama 10 tahun terakhir perhatian SBY di bidang pembangunan pertanian dan perikanan oleh petani dan nelayan bisa dikatakan nihil.

Bahkan diketahui ada banyak waduk dan irigasi pertanian yang mengalami kerusakan parah, yang luput dari perhatian pemerintah. Demikian juga sektor perikanan oleh para nelayan tidak mendapat dukungan pemeritahan SBY, perahu tangkapan ikan yang sudah usang ketinggalan jaman, subsidi solar untuk nelayan yang tersendat-sendat.

Padahal Indonesia adalah negara Agraris dan sekaligus negara kepulauan. Terbesar didunia. Akan tetapi SBY mengabaikan hal itu padahal modal cukup ada, untuk mengembangkan dan memajukan pertanian dan perikanan yaitu dengan menggunakan anggaran subsidi BBM diarahkan untuk pembangunan bukan untuk diberikan kepada orang kaya. Bisa kita lihat masyarakat petani dan nelayan kita di Indonesia tidak pernah maju selalu dalam lilitan kemiskinan yang .

Kehidupan para nelayan yang semakin menderitan karena tangkapan ikan yang semakin menurun, akibatbanyaknya ilegal fishing yang tidak pernah menjadi sasaran penangkapan oleh pemerintahan SBY. Bisa dikatakan perairan indonesia selama 10 tahun masa pemerintahan SBY menjadi lahan bancakan oleh kapal-kapal asing terutama yang berasal dari China, Thailan, Vietnam, dan Phlipina.

Dengan berkaca dari masa pemerintahan SBYyang hanya menghabiskan waktunya secara percuma , praktis tidak meninggalkan warisan pembangunan yang berpihak terhadap kepentingan rakyat, maka Presiden Jokowi besertapara pembantu-pembantunya dan dibantu oleh para penasehat ahli dibidang pembangunan ekonomi dan kesejahteraan rakyat, memulai perumusan ulang dengan cermat dan hati-hati mengenai penghapusan subsidi BBM yang akan dialihkan kedalam sektor pembangunan yang berpihak kepada rakyat.

Sejak awal Presiden Jokowidodo tetap berkomitmen kepada Nawa Citanya , apapun yang terjadi tetap bertekad akan bekerja dengan keras menyelesaikan semua pekerjaan-pekerjaannya yang sedang menunggu untuk segera dikerjakan.

Dengan semangat bekerja keras pemerintahan Jokowi segera melaksanakan semua pekerjaan yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan masyarakat luas mulai dari pertanian, perikanan, perkebunan , infrastruktur jalan jembatan yang telah ditinggalkan oleh SBY selama 10 tahun masa pemerintahannya itu.

Presiden Jokowidodo tidak peduli lagi sebagian pendapat dari sekelompok orang tentang kebijakannya untuk memangkas subsidi BBM sangat tidak populer. Dan dapat menurunkan citra popularitas Jokowi dalam masyarakat.

Bagi Jokowi yang paling penting adalah tidak ada lagi uang subsidi dari negara yang hilang percuma , tidak ingin mengikuti gaya pemerintahan SBY yang sebelumnya telah membiarkan menghabiskan ratusan triliun uang negara tiap tahun hanya untuk dibakar menjadi asapmobil. Kebijakannya Jokowi dalam pemangkasan subsidi BBM harus tetap jalan terus. Dengan dibarengi perumusan pada kebijakannya kepada sektor yang lebih produktif.

Kebijakan ini harus segera diwujudkan karena sudah sangat lama terabaikan terutama sektor pembangunan yang berkenaan langsung dengan kontribusinya terhadap terciptanya kesejahteraan masyarakat petani dan nelayan. Misalnya saja sektor pertanian sangat diperlukan pembangunan bendungan irigasi yang baru di seluruh Indonesia termasuk perbaikan irigasi yang mengalami kerusakan.

Presiden Jokowi tidak ingin mengulangi masa kelam bagi para petani dan nelayan di masa pemerintahan SBY ia harus segera merubah paradigma pembangunan , dari yang berpihak kepada para orang kaya, atau setidaknya hanya berpihak kepada yang punya mobil saja.

Kkini harus dibelokan dengan paksa, pembangunan sektor pertanian dan perkebunan segera harus digalakan. Kita tidak lagi ingin mendengar Indonesia harus inport kedelai karena kebutuhan rakyat semakin meningkat terutama kalangan bawah dan menengah, tetapi berubah menjadi berapa kedelai yang sudah kita eksport.

Untuk solusinya Jokowi harus membuka lahan pertanian dan lahan perkebunan yang baru segera dilakukan Jokowi, termasuk mengoptimalkan fungsilahan-lahan kosong agar lebih produktif, dengan penanaman masal palawija jagung kedelai sehingga diharapkan dalam kurun 2 tahun kedepan Indonesia akan bebas dari import kedelai.

Mulai dari pembangunan sektor pertanian, bendungan dan irigasi, pembangunan bidang perikanan dan peningkatan kinerja para nelayan dengan memberikan bantuan alat penangkapan ikan dan subsidi solar, pembangunan insftrastruktur dan alat transportasi

Presiden Jokowidodo sangat optimis jumlah uang yang diperoleh dari pemangkasan subsidi BBM dalam satu tahun saja tidak kurang dari Rp 300 triliun rupiah tidak akan sia-sia percuma. Yang akan segera direalisasikan untuk pembangunan yang lebih produktif.

Sehingga sampai dengan habis masa pemerintahannya Jokowi mempunyai keyakinan tinggi akan dapat membayar kepada rakyat Indonesiaapa yang pernah dijanjikannya akan membangun sektor pertanian, perikanan, perkebunan, insfrastrukstur jalan dan bendungan dari pemangkasan subsidi BBM tersebut dan yang lainnya, sampai Indonesia tidak lagi import beras, import kedelei, import jagung, bahkan sebaliknya, semoga!

Salam Kompasiana.

Sumber

http://www.intriknews.com/2015/04/aneh-malah-jokowi-yang-sindir-sby-ta

http://www.merdeka.com/peristiwa/jokowi-sindir-sby-takut-kehilangan-popularitas-jika-naikkan-bbm.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun