Mohon tunggu...
Imam Kodri
Imam Kodri Mohon Tunggu... - -

Formal Education Background in UPDM (B) Of Bachelor’s Degree of Politics and Social Science, majoring of Public Administration and Master Degree, Majoring of Human Resources. Worked in various private companies over 30 years, such as: PT. Pan Brothers Textile as HRD Assistant Manager, PT. Sumber Makmur as HRD Manager, General Personnel Manager at PT. Bangun Perkarsa Adhitamasentra, Senior Manager of HRD and General affair at PT. Indoraya Giriperkarsa, Headmaster of Kelapa Dua High School, and the last, Head of the General Bureau and Human Resources at ISTN Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Antara Lee Kuan Yew dan Machiavelli

31 Maret 2015   20:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:43 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lee Kuan Yew lahir dari orang tua keturunan Cina tajir yang telah menetap di Singapura sejak abad ke-19. Mantan politikus kelahiran Singapura, 16 September 1923,tak banyak yang mengetahui, bahwa kakek nenek serta ayah mendiang pendiri Singapura, Lee Kuan Yew adalah orang Semarang, lalu merantau dan bermukim di Singapura.Maka sepertinya bukan kebetulan bahwa tempat lahir Lee Kuan Yew di Singapura pada 16 September 1923, adalah Jalan Kampung Jawa: di Kampong Java Road.(http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2015/03/150329_lky_semarang)

Ketika saya melihat tayangan di TV swasta tentang proses penghormatan terakhir warga Singapura dan dunia kepada mendiangPM Lee Kuan Yew, salah satu komentatornya mengatakan ada sekitar 1,2 juta hingga 1,3 juta orang telah memberikan penghormatan terakhir kepada Lee Kuan Yew terhitung dari hari Rabu, 23 Maret 2015 hingga hari ini pukul 6 sore waktu Singapura.

Mengapa almarhum sangat dihormati oleh warga Singapura dan bahkan dunia, apakah karena beliau seorang Perdana Menteri terlama dan sekaligus pembaharu Singapura dari jaman Singapura miskin hingga mencapai kejayaan terbesar di dunia.

Bila ingin mengurai tentang alasan dari jutaan manusia mengapa mau bersusah-susah memberikan penghormatannya kepada mendiang Tokoh Lee Kuan Yee, niscaya akan banyak dibutuhkan ber puluh-puluh buku untuk menulisnya.

Yang paling penting menurut saya , di jaman yang serba susah mendapatkan seorang pemimpin sekaliber tokoh besar yang satu ini,kadang saya masih berpikiran, merenung dan mereka-reka untuk menghubung-hubungkan sosok Indonesia yang setidaknya bisa mengikuti jejak PM Lee.

Apa sih jejak PM Lee Kua Yew yang patut dijadikan suri tauladani bagi para pemimpin kita dalam menghadapi situasi global penuh dengan tantangan besar yang menghadangnya, semua rintangan bukan lagi dianggap sebagai perintang atau sebagai batu sandungan, tetapi akan dianggap menjadi pendorong, bahkan akan dianggap sebagai motivasi untuk tetap berjuang.

Bagi tokoh sekaliber Lee apapun bentuk penghalang dan sebesar apapun penghalang itu, akan dianggapnya hanya sebagai kerikil kecil, untuk memotifasi kebangkitan Singapura dari sebuah negara miskin yang tidak memiliki sumber daya alam secuilpun sampai menjadi Singapura yang maju dan modern.

Kemiskinan inilah yang menjadikan Lee Kuan Yew, menjadi seorang Bapak Bangsa, yang berjuang membangkitkan bangsa Singapura lepas dari kemiskinan yang membelenggunya. Kemiskinan bukan sebagai penghalang, akan tetapi sebaliknya dijadikan faktor pendorong agar dapat bangkit.

Bagi Lee masih ada modal yang tak ternilai yang dimiliki bangsa Singapura yaitu otak dan kemauan. Apabila kekuatan otak dapat dioptimalkan, maka apa yang tidak mungkin. Kini Singapura pantas mendapat ganjarannya karena dapat bekerja dengan otak yang benar mampu merubah Singapura menjadi sebuah negara besar dunia.

Sosok Lee seorang yang selalu optimis untuk mencapai kesuksesan besar diperlukan pengorbanan besar pula. Pengorbanan yang mustahilbagi manusia biasa dapat melaluinya, karena pengorbanan harus dengan kekuatan dan kekuasaan. Tanpa kekuatan dan kekuasaan pengorbanan tidak mungkin terwujud, dan tanpa pengorbanan maka tunggulah kehancurannya.

Contohnya demikian, apabila negara membutuhkan sejengkal tanah milik rakyat untuk kepentingan umum, maka kewajiban rakyat memberikan kepada negara sebagai wujudpengorbanan. Apabila tidak dapat diberikan dengan dalih kebenaran pribadi atau kebenaran kelompok atau golongan maka negara dapat memaksanya menggunakan kekuatan dan kekuasaannya, agar rakyat Singapura dapat mengamalkan apa makna pengorbanan sesungguhnya.

Demikian setiap individu Singapura harus disertai pengorbanan, dalam keadaan yang memaksa adalah milik negara. Contohnya kepentingan pribadi-pribadi untuk sementara harus diabaikan, karena yang utama adalah untuk kepentingan negara, barulah negara akan mendapatkan apa yang ingin dicapainya. Sebaliknya bila negara menerima/mentolerir kepentingan pribadi-pribadi atau kelompok, golongan golongan maka negara akan kalah.

Oleh Lee pengorbanan itu dikemas dan dirubah bentuk menjadi model kepemimpinan Lee, yang berhasil menyemangati warga Singapura bisa cepat dan sigap melangkah kedepan meraih kemenangan.

Bagi Lee pandangannya tentang kebenaran hukum dan politik harus berpihak kepada bangsa dan Negara, kebenaran itu tidak dapat disandarkan kepada paham kebenaran pribadi, kelompok perkelompok, golongan per golongan masyarakat.

Dalam menjalankan tugas-tugas negara, kebenaran pribadi, kelompok, kebenaran golongan harus disingkirkan, yang diakui dan tetap eksis adalah kebenaran negara. Kepatuhan setiap warga negara harus dilindungi, sedangkan perlawanan terhadap kebenaran negara harus segera dilenyapkan.

Seorang pemimpin harus tidak peduli dengan dicintai rakyat. Bila seorang pemimpin menginginkan agar dicintai rakyat, maka sesungguhnya pemimpin yang tidak siap menjadi pemimpin.

Pemimpin Negara yang baik adalah pemimpin negara yang dapat ditakuti oleh Rakyatnya. Pemimpin negara yang ditakuti rakyatnya berarti negara itu kuat dan mampu memberikan rasa aman bagi seluruh rakyatnya. Pemimpin negara yang tidak lagi ditakuti rakyatnya, menunjukan negara itu lemah.

Apabila Lee dapat memberikan rasa aman kepada rakyatnya, karena semata-mata ketakutan rakyatnya kepada Negara. Apabila ketakutan hilang dari semangat rakyatnya terhadap Negara, maka negara akan bubar.

Disisi lain etika, tata krama, tata kesusilaan, kecintaan adalah nama lain dari rasa ketakutan, dan ketakutan wujud dari kedisiplinan. Bagi Lee Kuan Yew, ajaran itu harus difahami oleh rakyat Singapura, bila ingin melihat Singapura berjaya di lingkungan pergaulan dunia.

Tanpa Pengorbanan tidak akan mungkin Singapura bisa berjaya seperti sekarang ini, demikian juga tanpa rasa takut maka seorang kepala negara tidak ada artinya, karena tanpa rasa takut berarti telah mengesampingkan etika, tata krama, tata kesusilaan, kecintaan, pada gilirannya hak-hak negara akan diabaikan oleh rakyatnya.

Dibandingkan dengan negara-negara tetangganya Singapura adalah negara yang belum lama memperoleh kemerdekaannya, dalam arti kemerdekaan secara penuh. Baru kemudian, sejak tahun 1965 kemerdekaan penuh Singapura dijadikan momentum untuk mengawali perjuangannya dalam ketertinggalannya dengan negara tetangganya.

Sebagai kepala negara,Lee kuan Yew harus bertindak tegas di semua bidang kehidupan Singapura. Sikap tegas inilah yang berhasil mengajarkan kedisiplinan, dan menurut Lee kedisiplinan adalah rohnya ketakutan. Dalam berbagai aspek kehidupan di Singapura, kedisiplinan harus menjadi bagian hidup bernegara.

Dimulai dari hal-hal yang kecil misalnya membuang ludah tidak dilakukan sembarangan, dan Negara mengaturnya, mengawasinya, pada akhirnya menggunakan kekuatan dan kekuasaannya, apabila ada dijumpai warganya yang tidak mematuhi hak-hak negara

Musuh Besar Lee, Korupsi

Menurut ajaran Lee korupsi adalah perbuatan paling jahat sebagai penghianatan kepada negara, hanya hukuman matilah yang paling tepat dikenakan bagi para koruptor.

Seorang koruptor menurut pandangan Lee sudah tidak lagi punya rasa takut kepada negara, oleh sebab itu negara harus menggunakan kekuatan dan kekuasaan yang dimilikinya untuk menghancurkan setiap warga yang sudah hilang rasa takutnya kepada Negara.

Hasilnya Singapura salah satu negara yang paling kecil indeks Korupsinya didunia, kesejateraan yang diperoleh Singapura salah satunya adalah karena pelaku korupsi di Singapura sangat rendah, karena ada ada rasa takut kepada kekuatan dan kekuasaan negara.

Bukan hanya sangsi mati yang dikenakan bagi pelaku koruptor, hukuman berat dan terberat diberlakukan juga kepada para pembunuh, penyelundupan obat terlarang, dan kejahatan tingkat atas lainnya juga bisa terancan hukuman mati.

Adakah PM Lee Kuan Yew dalam menjalankan roda pemerintahannya di Singapura dari 1958 - 1990 mengadobsi sebagian ajaran dari pemikir besar negara dan hukum Niccolo Machiavelli? Banyak sekali ajaran mendiang PM Lee ini yang agak mirip dengan ajaran Machiavelli tentang Negara dan Hukum yang terkesan absolut, diktator, dan otoriter alias menghalalkan segala cara, akan tetapi terbukti ampuh dan berhasil mengantarkan rakyat Singapura mencapai kejayaan dan kemakmuran, yang mengubah sekaligus Singapura dari bekas koloni Inggris yang tak terdengar menjadi pusat perdagangan dan keuangan global.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun