Mohon tunggu...
Imam Kodri
Imam Kodri Mohon Tunggu... - -

Formal Education Background in UPDM (B) Of Bachelor’s Degree of Politics and Social Science, majoring of Public Administration and Master Degree, Majoring of Human Resources. Worked in various private companies over 30 years, such as: PT. Pan Brothers Textile as HRD Assistant Manager, PT. Sumber Makmur as HRD Manager, General Personnel Manager at PT. Bangun Perkarsa Adhitamasentra, Senior Manager of HRD and General affair at PT. Indoraya Giriperkarsa, Headmaster of Kelapa Dua High School, and the last, Head of the General Bureau and Human Resources at ISTN Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Beredarnya Faham Wahabi di SMA Cikal Bakal ISIS di Indonesia

24 Maret 2015   04:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:10 797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Penarikan buku Kumpulan Lembar Kerja Peserta Didik (KLKPD) Pendidikan Agama Islam (PAI) untuk kelas XI Sekolah Menegah Atas , dirasa tepat. Buku itu belakangan disorot karena memuat materi yang dikhawatirkan bisa menebar benih radikealisme.

Bagaimana tidak isi materi yang membahas profil salah satu tokoh Madzhab Wahabi asal Arab Saudi Syeh Muhammad bin Abdul Wahab yang mengutarakan salah satu pendapatnya adalah :”Yang boleh dan harus disembah hanyalah Allah SWT, dan orang yang menyembah selain Allah SWT telah menjadi musrik dan boleh dibunuh.

Jelas sebagai isi buku yang sangat menyesatkan. Bagaimana mungkin buku ajar tentang Agama , apalagi agama Islam yang sering diagung-agungkan sebagai pembawa Rakmatan lil’alamin , masih memberikan pelajaran dan pengajaran membunuh sesama manusian hanya karena persepsi kafir dan tidak kafir.

Sangat jelas tidak perlu ditafsirkan dengan cara apapun cara penulis buku tersebut sesungguhnya hendak menjerumuskan para generasi penerus bangsa kedalam comberan keterpurukan sebagai generasi Indonesia radikal, intolerasi, teroris dan pembunuh.

Yang diherankan bukutersebut telah beredar di SMA telah berjalan lebih dari 2 tahun ajaran berarti lebih dari 4 semester. Jika dihitung sudah berapa juta generasi muda kita yang sedang belajar di SMA terkena racun radikalisme dan terorisme dan ISIS.

Telah diketahui bahwa Isi materi bahasan pelajaran Agama Islam tersebut berasal dari PUSKUR Kemendikbud, ada dua kemungkinan pertama, ada unsur kesengajaan dalam rangka penyebaran radikalisme dan anti toleransi, yang dijadikan sarana efektif untuk dakwah penyebarannya, radikalisme, terorisme dan ISIS dikalangan generasi muda.

Kemungkinan kedua unsur ketidaksengajaan yang menunjukan aparat pemangku kebijakan di PuskurKemendikbud hanya berisi manusia-manusia tidak profesional, telat mikir dan hanya makan gaji buta dari negara.

Jika PUSKUR di Kemedikbud disebutkan hanya berisi orang-orang tidak profesional, telmi dan kemungkinan tolol tentunya tidak tepat, sebab lembaga sekelas PUSKUR di Kemendikbud terdiri dari para sarjana yang kompeten di bidangnya, dan Di Puskur telah banyak para pemangku kebijakan yang diisi oleh para Doktor.

Oleh sebab itu alasan yang paling bisa diterima adalah Kemendikbud dan lembaga PUSKURnya telah diisi oleh banyak penganut faham wahabi, faham yang banyak membawa pengaruh radikalisme di Indonesia, boleh dikatakan cikal bakalnya tumbuhnya ISIS, ya akibat dari maraknya da’wah wahabi di tanah air yang tidak terkontrol.

Dengan demikian dipastikan ada unsur kesengajaan dari orang-orang dan kelompok pengikut wahabi dan intoleransi dan teroris, sangat bisa diterima dan masuk akal.

Apa selanjutnya usaha pemerintah melalui BIN, TNI, Polri dan lembaga terkait mengenai hal ini, tentunya mereka tidak boleh tinggal diam harus segera melakukan pengusutan lebih mendalam.

Hukum harus ditegakan meski kepada pejabat akan tetapi perilakunya membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa, membahayakan keutuhan NKRI.

Faham ini sangat berbahaya, karena sangat tidak toleran kepada sesama muslim yang beraliran suni yang banyak dianut oleh kaum nahdliyin di Indonesia. Tuduhan sesat dan bid’ah terhadap warga NU sudah menjadi santapan keseharian dari para Wahabisme.

Peringatan kepada pemerintah oleh para tokoh NU tentang sumber intoleransi dan penyebaran radikalisme oleh aliran ekstrim ini sudah dilakukan berkali-kali, namun pemerintah masih seolah tidur , kurang memberikan perhatian serius, hal ini terbukti bukannya semakin kurang radikalisme di Indonesia, akan tetapi semakin menyebarnya kemana-mana sampai ke pelajar dan mahasiswa.

Apapun alasannya faham yang mengajarkan membunuh manusia adalah merupakan ajaran sesat dan menyesatkan dan bertentangan dengan ajaran agama manapun juga, Ajaran bunuh membunuh hanya pantas diajarkan dari dan oleh orang gila yang sudah selayaknya diberantas dari bumi Indonesia yang kita cintai ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun