Mohon tunggu...
Imam Kodri
Imam Kodri Mohon Tunggu... - -

Formal Education Background in UPDM (B) Of Bachelor’s Degree of Politics and Social Science, majoring of Public Administration and Master Degree, Majoring of Human Resources. Worked in various private companies over 30 years, such as: PT. Pan Brothers Textile as HRD Assistant Manager, PT. Sumber Makmur as HRD Manager, General Personnel Manager at PT. Bangun Perkarsa Adhitamasentra, Senior Manager of HRD and General affair at PT. Indoraya Giriperkarsa, Headmaster of Kelapa Dua High School, and the last, Head of the General Bureau and Human Resources at ISTN Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Anak Buah Ahok yang Denok dan Menohok

22 Maret 2015   02:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:18 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Permainan aneh namun selalu ada dimanapun berada termasuk di Jakarta Ibu Kota Negara tentang seorang Birokrat perempuan yang dulunya remajanya menjadi wanita denok, dan sekarang ini menjadi dibawah asuhan AHok, tetapi telah melakukan perbuatan yang sangat menohok, dari wanita yang sekarang menjadi wanita birokrat sebagai deputi Gubernur.

Makanya perlu dikasih penghargaan tetapi yang agak aneh sedikit sesuai dengan tindakannya yang aneh dan menghebohkan. Perempuan ini menurut pengamatan termasuk dari depan halus tetapi dibelakang suka menohok, demikian kata Pak Ahok.

Penghargaannya yang pantasadalah kasih saja julukan sebagai “Wong Alus Yang Menohok”. Dia itu , pernah menjadi none Jakarte 1981. Tetapi sekarang pandai melakukan setting, pandai menjadi pengarah laku dan sutradara khusus produksi film-film yang menghebohkan.

Julukan tersebut memang agak aneh akan tetapi keren dan pantas untuk birokrat yang mantan denok none jakarta 1981 ini. Kenapa dia mau melakukan pekerjaan yang sebenarnya sangat tidak pantas dilakukannya mengingat jabatannya di DKI Jakarta yang sudah mencapai level Deputi.

Alangkah pasnya sebagai “Wong Alus Yang Menohok”, bagaimana tidak dengan kesadarannya membuat adegan film dengan bintang atau artis nya diambil dari Istri Gubernur Ibu Veronika Tan, istri Pak Ahok yang menjadi pimpinannya di Birokrasi Pemerintahan DKI Jakarta.

Semula rencana dibuat sedemikian rapihnya karena sebelumnya tanpa diberitahu kepada Ibu Veronika Tan tentang rencananya, agar film lebih mengena sasaran dan menohok kepada Ahok.

Wanita Birokrat yang mantan denok itu jabatannya sudah sangat tinggi satu level dibawah AHOk, Dia itu adalah Deputi Gubernur Bidang Pariwisata dan Kebudayaan Sylviana Murni, dia itu Doktor mungkin akan membuat film Horor, sasarannya keluarga Gubernur yang akan dijadikan alat teror.

Bisa jadi akan dijadikan produksi filmmengenai pariwisata, akan tetapi akibat dari keahliannya yang dadakan dan pesanan itu, hasil merekayasa dan mensettingIbu Veronika Tan menjadi Sebuah Foto yang betul-betul menohok kepada Ahok, malah membuka kedok Sang Deputi Gubernur wanita mantan denok itu.

Hasil setingan dan rekayasa seolah Ibu Veronica Tan sedang memimpin rapat dengan menggunakan ruang kerja Pak Ahok. Jadi Deputi Gubernur bidang Pariwisata dan KebudayaanSylvia Murni sekarang merangkap menjadi Sutradara Film dan Tukang rekayasa dan tukang Setting untuk kepentingannya atau untuk kepentingan titipan dari badut-badut politik dan para birokrat.

Kalau begitu Pak Ahok pekerjaan dan tanggung jawabnya sebagai Gubernur DKI menjadi semakin berat saja, karena Ahok sekarang berdekatan mantan wanitadenok yang merangkap deputi Gubernur yang sewaktu-waktu bisa menjadi badut-badut politik titipan, yang mau menerima pesanan politik, dengan karakternya yang ganda malah tripel yaitu baik ketika berhadapan namun menusuk dari belakang. Halus ketika bertutur sapa akan tetapi menggunting dalam lipatan.

Ini baru problem yang perlu dipecahkan oleh Ahok, apakah akan memilih penbantu-pembantunya yang halus ucapannya, halus tutur katanya, didepan Ahok andap asor, didepan Ahok selalu kulo nuwun, akan tetapi dibelakang tak tahunya akan berbalik muka 180 derajat muka melotot pasang kuda-kuda menohok, kalau itu pilihan ahok, silahkan saja tetap pelihara “Wong Alus Yang Menohok” itu.

Ceritera tentang Birokrasi yang berisi manusia-manusia sebagai “Wong Alus Yang Menohok” bukan hanya jamannya Ahok saja, sudah ada sejak jaman kuno, sudah ada sejak jaman Majapahit, Mataram, zaman Sriwijaya, Zaman Kolonialisme, Zaman VOC dan seterusnya, akan selalu ada sepanjang zaman.

Masih ingatkah Ki Ageng Mangir , penguasa Mangir yang sakti dapat dijerat oleh wanita selundupan Panembahan Senapati Mataran, Putri Pembayun , yang pada akhirnya menjadi kekasihnya sekaligus pembunuhnya. Dengan rayuan melalui kata-katanya yang halus , Ki Ageng menuruti apapun yang menjadi saran dan ucapan putri Pembayun untuk menghadiri pesowanan kepada Panembahan Senapati, tanpa didampingi tombak pusakanya Ki Baru Klinting. Pada Akhirnya Senapati Ing Ngalaga dengan gampangnya membelah mustaka Ki Ageng hingga ajalnya. Itulah gambaran bagi seorang raja yang gampang disusupi oleh “Wong Alus Yang Menohok” bisa-bisa menjadi sebab berakhirnya karier dan kejayaan seseorang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun