Setelah PPP pecah kini GOLKAR menyusul terbelah menjadu dua kubu. Perpecahan yang terjadi,menunjukan bahwa Golkar keropos dari dalam. Partai yang sudah malang melintang di kancah perpolitikan Indonesia sejak ORBA kini pecah jelang digelarnya Musyawarah Nasional IX.
Perpecahan terjadi karena adanya kubu yang membentuk panitia munas dan yang terdiri dari Presidium Penyelamat Partai Golkar, yang dipimpin Agung Laksono mengumumkan Musyarawah Nasional (Munas) tandingan digelar pada Januari 2015 di Jakarta, antara 15 sampai 25 Januari,"
Agung yang mengklaim, bahwa keputusan Presidium Penyelamat Partai Golkar sudah sesuai ketentuan. Untuk itu, dia meminta Munas di Bali segera dibatalkan. Presidium Penyelamat Partai diisi oleh Priyo Budi Santoso, Hajriyanto Thohari, Zainuddin Amali, Agus Gumiwang, Laurens Siburian, Yorrys Raweyai, Agun Gunandjar, Ibnu Munzid, dan Zainal Bintang, adalah tokoh-tokoh senior GOLKAR yang besar pengaruhnya di DPD-DPD.
Diprediksi posisi ARB berada di ujung tanduk, karena akan dihadang oleh 7 calon ketua umum yang akan menjadi pesaingnya di Munas nanti. Ketujuh calon politisi senior GOLKAR tersebut adalah Agung Laksono, Agus Gumiwang, MS Hidayat, Priyo Budi Santoso, Zainuddin Amali, Hajriyanto Thohari, dan Airlangga Hartanto.
Untuk mengalahkan ARBpolitikus Partai Golkar Agun Ginanjar mengatakan, ada strategi yang telah dirancang untuk memastikan terjadi regenerasi kepemimpinan di tubuh Golkar. Strategi yang dimaksud adalah memberi sinyal ketujuh pesaing Aburizal akan bersatu untuk mendongkelnya dari puncak 'partai beringin'.Ketujuh calon ketua umum ini sudah berniat untuk bekerja sama, atau mengerucut pada satu nama.
Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung yang pada awal-awal memberikan dukungan kepada ARB, belakangan berbalik untuk mendukung 7 politisi senior GOLKAR yang berencana bergabung menjadi satu suara untuk melawan Aburizal Bakrie sebagai petahana (incumbent).
Dengan strategi 7 menjadi 1, tipis kemungkinan ARB dapat bertahan, dapat dipastikan pasti tergeser. Kedepan Partai GOLKAR akan di pimpin oleh seorang Ketua Umum yang sudah pasti mendukung pemerintahan Jokowidodo. Pada kondisi yang demikian ini KMP akan menjadi semakin lemah karena hanya didukung oleh GERINDRA, PKS, dan PAN serta Demokrat yang setengah hati. Tampaknya babak baru akan memunculkan sosok Jokowi mengukir sejarah nglurug tanpa bala menang tanpa ngasorake. Inilah bentuk kemenangan Jokowidodo yang datang tanpa direkayasa, dan pada akhirnya malah berjaya. Bagaimana pendapat anda?
Jakarta, 26 Nopember 2014, Salam Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H