Mohon tunggu...
Pena Tumpul
Pena Tumpul Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Tinggal di Kudus, Jawa Tengah

Selanjutnya

Tutup

Money

Pelatihan Merajut di Colo

28 November 2011   02:02 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:07 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Kreativitas bisa apa saja dan dimana saja. Salah satu aktifitas tersebut adalah merajut. Hari Sabtu, 26/11, kemarin Muria Research Center (MRC) Indonesia mengadakan pelatihan merajut bersama IPPNU, Karang Taruna Umar Sa’id dan Kelompok pedagang Desa Colo. Acara dilaksanakan di Balai Desa Colo, Dawe.
Merajut bagi masyarakat Colo sekitar yang mayoritas pedagang di kawasan wisata, sangat menarik dan sebuah aktifitas untuk mengisi senggang waktu. Pekerjaan tangan merupakan salah satu kerajinan tangan (Hasta Karya) ini memerlukan kesabaran dalam mengurai dan mengkaitkan benang hingga menjadi sebuah barang seperti, kantong handycam, syal, tas bahkan jaket, rompi, kerudung dan topi bayi.
Menurut salah salah satu peserta peserta, Onik Rianasari, Ketua IPPNU Desa colo, kegiatan ini sangat menarik dan jarang dilakukan di daerah wisata seperti colo ini. Menurut Onik kegiatan pelatihan merajut seperti ini sangat berguna untuk kalangan remaja dan masyarakat  yang banyak waktu luangnya ketika menunggu di kios dagangannya.
MRC Indonesia sebagai organisasi non pemerintah mencoba mengali potensi – potensi yang ada di Kawasan Muria seperti Colo dan Rahtawu. Kegiatan ini merupakan salah satu dari beberapa agenda yang di canangkan oleh MRC Indonesia. Setelah ini pada pertengahan Desember nanti akan di adakan pelatihan daur ulang sampah.
Mulanya masyarakat mulai merajut setelah mendapat  contoh dan bimbingan dari Fitri Puspitasari, seorang tutor merajut dari Kudus. Antusiasme nampak dialami oleh masyarakat, pasalnya mereka melakukan kegiatan merajut ini hingga mentari hampir terbenam.

Setelah pelatihan Benang dan songket dibagikan untuk peserta dengan harapan meraka bisa melanjutkan rajutannya di rumah. Selain membekali kreativitas, pelatihan ini juga diharapkan dapat melestarikan hasta karya merajut yang nampaknya mulai tergeser teknologi. Dengan harapan kedepannya masyarakat bisa mengangkat ekonomi mereka dan mampu bersaing dengan basar global, seperti produk – produk buatan cina yang banyak beredar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun