Mohon tunggu...
Imam Arif
Imam Arif Mohon Tunggu... -

mahasiswa jurusan pendidikan geografi fakultas ilmu sosial universitas negeri malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Masuklah ke Dunianya, dan Antarkan ke Duniamu

8 Agustus 2012   23:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:04 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Semua peserta didik mempunyai kepribadian yang berbeda. Kepribadian inilah yang membuat khas dalam dirinya. Kepribadian ini mampu memberikan keanekaragaman penanganan dalam dunia pembelajaran. Dalam hal ini seorang guru dituntut untuk memberikan pembelajaran yang terbaik kepada peserta didiknya.

Pembelajaran yang menarik, kreatif, dan menyenangkan tentunya menjadi idaman setipa guru. Namun, dalam aktualisasinya membutuhkan berbagai cara untuk menjadi seorang pengajar yang mampu memberikan kontribusi terbaik untuk peserta didiknya.

Salah satu aspek penting yang harus di ketahui seorang guru adalah memahami perasaan peserta didiknya. Ada sebuah kalimat yang menarik ”bawalah duniamu ke dunianya, antarkan duniannya ke duniamu”. Makna dari kalimat di atasmerupakan gambaran perilaku yang seyogyanya dimiliki oleh seorang guru.Seorang guru harus berusaha memahami karakter dan perasaan peserta didiknya. Untuk itu,  guru seyogyanya mampu masuk dalam dunia peserta didik yang beraneka ragam. setelah mampu menjelajahi dunia peserta didik, cobalah antarkan dunia peserta didik ke dunia yang direncanakan sedikit demi sedikit. Proses seperti ini  akan memberikan kontribusi yang baik terhadap peserta didik. Jika guru mampu memahami dan mengaplikasikan kalimat tadi, maka proses pembelajaran terhadap peserta didiknya akan lebih mudah.

Namun, kadang-kadang kita temukan guru yang belum mampu memahami karakter dan perasaan peserta didiknya. Sebagai contoh, guru menghina atau mengolok-olok peserta didiknya karena beberapa perilaku yang kurang baik menurut pandangannya. Meskipun, tujuannya mengontrol peserta didik, tetap tidak bisa dibenarkan. menghina atau mengolok-olok peserta didik akan membuat psikologis seorang anak akan terganggu. Perilaku seperti di atas, hendaknya dijauhi untuk menjaga keharmonisan seorang guru dan peserta didik.

Cobalah pahami diri sendiri, bagaimana jika dihina dan diolok-olok oleh seseorang, tentunya hati akan terasa tersakiti. Untuk itu tingkatkan pemahaman karakter dan perasaan peserta didik untuk mencapai proses pembelajaran yang lebih baik.

#Pembelajaran yang menarik, kreatif, dan menyenangkan merupakan idaman bagi peserta didik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun