[caption id="attachment_884" align="aligncenter" width="448" caption="Air Terjun Antrokan Jember"][/caption] Waktu memang memasuki musim penghujan, namun hal itu tak menyurutkan semangat saya dan seorang teman untuk menjelajahi keindahan alam Kabupaten Jember tercinta. Kali ini tujuan kami adalah Air Terjun Antrokan yang terletak di kawasan PTPN XII Gunung Rayap, Desa Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa. Tidak begitu sulit medan yang harus dilalui untuk mencapai Air Terjun Antrokan, tapi karena kami ke sana pada saat musim penghujan, sehingga jalan menjadi berlumpur dan licin, sempat beberapa kali “kuda putih” saya terpeleset. Butuh perjuangan ekstra.
Bagaimana jalan untuk sampai ke Air Terjun Antrokan? [caption id="attachment_888" align="aligncenter" width="369" caption="Papan Nama PTPN XII Kebun Renteng Gunung Rayap"]
Papan Nama PTPN XII Kebun Renteng Gunung Rayap
[/caption] Mudahnya, kalau kita mau ke
Wisata Rembangan, sebelum melewati peternakan sapi perah, kita akan melihat jalan (kecil) masuk ke PTPN XII Kebun Renteng Afdeling Rayap (ada papan namanya kok). Begitu kita melewati portal, sekitar 200 m setelahnya, ada simpang tiga ke arah kiri (ada papan namanya, kita ambil yang ke arah Slawu). Dari sini kita lewat jalan berbatu dan menanjak sampai pertigaan pertama, ambil ke arah kanan, jalannya juga berbatu dan menanjak. Namun hanya beberapa puluh meter, ada pertigaan lagi, ambil yang ke arah kanan, dan jalan sudah kembali datar kok. [caption id="attachment_878" align="aligncenter" width="448" caption="Pertigaan ini belok kiri"]
[/caption] Di sebelah kanan, kita akan melihat sungai. Aliran sungai ini lah yang menjadi tujuan kita, karena berasal dari Air Terjun Antrokan. Ikuti saja jalan ini. :D Sekitar 30 menit dengan sepeda motor kita mengikuti jalan tadi, kita akan sampai di daerah yang tanaman kopinya lebih lebat (kalau kondisi belum berubah ya..haha) dan jalan mulai menyempit. Namun sepanjang sungai berada di sebelah kanan kita, berarti tidak ke sasar. Jalan saja terus sampai tiba di jalan yang terpotong oleh aliran sungai. [caption id="attachment_870" align="aligncenter" width="448" caption="Jangan lupa pakai helm coy.. Ada polisi :D"]
Jangan lupa pakai helm coy.. Ada polisi :D
[/caption] [caption id="attachment_879" align="aligncenter" width="448" caption="Sepeda motornya bisa ditaruh di sini"]
Sepeda motornya bisa ditaruh di sini
[/caption] Dari sini sepeda motor tidak bisa digunakan, kita harus berlajan kaki. Sepeda motornya bisa ditaruh di sebuah pondok bambu beratap genteng sebelumnya. Pastikan sepeda motornya diberi pengaman ganda dan helm juga diamankan atau bisa dibawa. Ingat kata pepatah “Motor harap dikunci, Helm harap dibawa. Kehilangan bukan tanggung jawab pemilik toko” (halah :D ) Okey, dari sini medannya akan jadi lebih seru. Kita akan berjalan kaki
melewati gunung, melewati lembah, aliran sungai mengalir indah ke samudera (Serius, Mblo!). Medannya terdiri dari jalan setapak naik turun diantara tanaman kopi. Ada beberapa jalan yang tidak begitu jelas, namun jika diperhatikan lagi kita bisa melihat kalau jalan itu pernah dilalui. Ambil jalan ini, kita akan sampai di sungai. Dari sini kita harus menyusuri sungai alias
river tracking. Asik kan :D [caption id="attachment_877" align="aligncenter" width="448" caption="Jalan terpotong sungai"]
[/caption] [caption id="attachment_889" align="aligncenter" width="448" caption="Tracking melewati perkebunan kopi"]
Tracking melewati perkebunan kopi
[/caption] [caption id="attachment_871" align="aligncenter" width="448" caption="Tracking sungai"]
[/caption] [caption id="attachment_872" align="aligncenter" width="448" caption="Ada rintangan ranting bambu bro"]
Ada rintangan ranting bambu bro
[/caption] [caption id="attachment_873" align="aligncenter" width="448" caption="Ini parah rintangannya"]
[/caption] [caption id="attachment_874" align="aligncenter" width="448" caption="Tuh air terjunnya mulai kelihatan"]
Tuh air terjunnya mulai kelihatan
[/caption] Tracking sungai ini tidak begitu jauh kok, sekitar 15 menit saja. Oia, kadang kita harus lewat di bawah pohon bambu yang menjulur ke tengah sungai, jadi untuk melindungi tubuh kita, disarankan memakai baju lengan panjang dan penutup kepala (bisa pakai slayer, topi, songkok, jilbab, sarung, mukena, sajadah, dll). Setelah melewati rintangan berupa semak dan bebatuan besar, tak begitu lama kita akan mendengar suara deburan air terjun. Jika kita terus menyusuri sungai, maka kita akan sampai di air terjun.
Yap.. Welcome to a little heaven, Antrokan Waterfall! :D [caption id="attachment_876" align="aligncenter" width="448" caption="Indah kan"]
[/caption]
Yuk..Nikmati Hembusan Airnya Yang Segar [caption id="attachment_887" align="aligncenter" width="448" caption="Nikmati segarnya"]
[/caption] Air Terjun Antrokan ini memiliki tinggi sekitar 15 meter. Tidak terlalu tinngi memang, debit airnya juga tidak terlalu besar, tapi justru itu bisa membuat kita jadi merasa aman dan nyaman ketika duduk di atas kayu tua di depannya. Segar! :D Kalau melihat sekeliling air terjun ini, kita akan disuguhi pemandangan yang sangat cantik. Hijau, asri, dan masih alami. Jika dilihat dengan sudut pandang 360
o, Air Terjun Antrokan ini seperti ada di sebuah lubang dengan tebing batu yang mengelilingi daerah aliran sungainya. Selain itu, kecantikan air terjun ini bertambah dengan aliran airnya yang sangat jernih melewati batu-batu sungai yang besar, dan “dibumbui” batang-batang kayu yang tidur terlentang membuat pemandangan di sini sangat eksotis. [caption id="attachment_885" align="aligncenter" width="448" caption="Air Terjun Antrokan Jember"]
Air Terjun Antrokan Jember
[/caption] [caption id="attachment_883" align="aligncenter" width="448" caption="Ini tante duyung yang kesasar di gunung"]
Ini tante duyung yang kesasar di gunung
[/caption] [caption id="attachment_886" align="aligncenter" width="448" caption="Ini pemandangan di depan air terjun"]
Ini pemandangan di depan air terjun
[/caption] Menurut salah seorang warga setempat, saat musim kemarau ada lumayan banyak muda-mudi yang berkunjung ke air terjun ini. Namun saat musim hujan, tidak dianjurkan ke sini karena ada resiko hujan puncak yang bisa menyebabkan debit air meningkat drastis, sehingga berpotensi mengakibatkan banjir bandang. Jadi, sangat berbahaya.
Puas Bermain Air Terjun.. Saatnya Membuat Foto Kenangan! Di samping kanannya air terjun ada 3 buah kayu (2 besar, 1 kecil) yang “berdiri” seolah menjadi pendamping setia air terjun ini (ciee..yang jomblo gak boleh iri ya :p ). Kayu-kayu ini sudah cukup tua dan mulai lapuk, namun masih tetap terlihat kokoh. Di kayu-kayu ini lah kita bisa naik di celah antara 2 kayu besar, sehingga seolah-olah kita terjepit. Seru ‘kan. Ada 2 cara untuk memanjat kayu besar ini. Pertama, kita memanjat batang kayu kecil dulu baru kemudian berpindah ke jepitan 2 kayu besar. Kedua, kita memanjat kayu besar yang miring (diagonal) dengan berada di antara 2 kayu besar. Gunakan kayu besar satunya sebagai pegangan dan pijakan. Saya sendiri memilih cara yang kedua, karena lebih menantang :D Berikut ini hasil foto-foto “TERJEPIT KAYU BESAR” di Air Terjun Antrokan Gunung Rayap! [caption id="attachment_880" align="aligncenter" width="336" caption="Ini arena fotonya"]
[/caption] [caption id="attachment_881" align="aligncenter" width="336" caption="Berfoto Terjepit Kayu Besar"]
Berfoto Terjepit Kayu Besar
[/caption] [caption id="attachment_882" align="aligncenter" width="336" caption="Tiduran juga bisa bro"]
[/caption] [caption id="attachment_875" align="aligncenter" width="335" caption="Seru banget berfoto kayak gini coy"]
Seru banget berfoto kayak gini coy
[/caption] Gimana, seru ‘kan?! Jember punya tempat secantik dan seru seperti ini. Sudah seharusnya kita bangga dengan Kabupaten Jember. Nantikan cerita petualangan saya selanjutnya ya :D
Disclaimer: Tulisan ini sebelumnya sudah dipublikasikan di blog penulis pada tautan berikut ini. Penulis bisa dihubungi melalui email di sini.Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya