Mohon tunggu...
Imam Hariyanto
Imam Hariyanto Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa Agribisnis Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Gatal-Gatal 'Nikmat', Air Terjun Gunung Sigendeng, Jember

17 Februari 2015   18:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:02 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_996" align="aligncenter" width="336" caption="Air Terjun Gunung Sigendeng, Jember"] [/caption]

Satu lagi air terjun indah yang ada di Kabupaten Jember, yaitu Air Terjun Gunung Sigendeng. Sigendeng dalam bahasa Indonesia berarti “Si Gila”. Tidak ada penjelasan mengenai asal-usul dari nama tersebut. Yaah.. mungkin karena medan untuk menuju ke sana memang “gila”, makanya dinamakan Air Terjun Gunung Sigendeng (baca: si gila).

Air terjun cantik ini ada di Dusun Ketajek, Desa Pakis, Kecamatan Panti. Jika ditempuh dari pusat Kecamatan Rambipuji, maka memakan waktu sekitar 45 menit menggunakan sepeda motor. Oia, tidak ada jalan yang bisa digunakan oleh mobil, jadi saya sarankan pakai sepeda motor saja. Meski terletak di Dusun Ketajek, lokasi Air Terjun Gunung Sigendeng ini berjarak sekitar 1 jam perjalanan (jalan kaki) dari kampung terakhir. Jadi lumayan jauh. Namun tenang saja, sepanjang perjalanan, kita akan melewati jalan pinggiran sungai dan kebun kopi, dijamin gak akan bosan, INDAH COY :D

[caption id="attachment_997" align="aligncenter" width="448" caption="Imam dan kawan-kawan"]

[/caption]

Air Terjun Gunung Sigendeng ini terletak di dusun yang sama dengan Air Terjun Pakis yang saya ceritakan di artikel sebelumnya. Jika Anda ke sini pagi hari, saya sarankan untuk pergi ke Air Terjun Gunung Sigendeng lebih dulu, baru saat pulang sempatkan mengunjungi Air Terjun Pakis, karena jaraknya lebih dekat dengan perkampungan penduduk.

Setelah menyusuri perkebunan kopi dengan sungai berada di sebelah kiri, akhirnya Anda akan menemui ujung jalan yang mengharuskan Anda menyeberang sungai. Setelah itu ikuti saja jalan setapak yang ada di antara 2 sungai (salah satunya sungai yang Anda seberangi tadi). Jika mengikuti jalan itu, Anda akan sampai di perkebunan kopi yang cukup rimbun di antara pepohonan besar, di situ Anda akan menemukan sebuah gubug. Dari sini Anda sudah dekat dengan air terjun.

[caption id="attachment_998" align="aligncenter" width="448" caption="Perkebunan kopi menuju Air Terjun Gunung Sigendeng"]

[/caption] [caption id="attachment_999" align="aligncenter" width="448" caption="Gus dan Ning Jember versi KW :D"]
Gus dan Ning Jember versi KW :D
Gus dan Ning Jember versi KW :D
[/caption]

Ikuti saja jalan setapak dari gubug itu, melewati pohon besar, hingga sampai di jalan menurun yang menuju sungai. Oke, dari sini medannya berganti ke treking sungai. Semangat ya :)

Sebelum Anda melanjutkan perjalanan, saya sarankan untuk memasang pelindung lengan (bisa memakai baju/jaket lengan panjang) dan mengeratkan sandal gunung. Kenapa? Alasan pertama adalah medan sungai ini cukup sulit, banyak bebatuan dan kayu-kayu besar yang siap menghadang perjalanan, jadi Anda harus memanjatnya. Ditambah dengan “air terjun mini” setinggi 3 meter yang harus Anda panjat. Namun jika Anda terbiasa dengan hal seperti ini, maka tidak akan jadi masalah. Saat saya ke sana dan memanjatnya, batu pijakan saya “ambrol” dan saya hampir jatuh, jadi saya sarankan untuk berhati-hati. Seperti prinsip pasukan keamanan negara, “RAGU-RAGU, KEMBALI!” :D

[caption id="attachment_1000" align="aligncenter" width="448" caption="Medan berat saat perjalanan berangkat"]

[/caption] [caption id="attachment_1008" align="aligncenter" width="448" caption="Air terjun 3 meter ini yang harus dipanjat"]
Air terjun 3 meter ini yang harus dipanjat
Air terjun 3 meter ini yang harus dipanjat
[/caption] [caption id="attachment_1007" align="aligncenter" width="448" caption="Medan berat, memanjat air terjun"]
Medan berat, memanjat air terjun
Medan berat, memanjat air terjun
[/caption]

Alasan kedua mengapa Anda perlu pelindung lengan, karena sepanjang sungai ini banyak terdapat pohon spesial bagi para pendaki gunung, iya betul, Pohon Jancukan. “Jancuk” adalah kata umpatan dalam bahasa jawa, khususnya Jawa Timur. Sudah bisa ditebak ‘kan, ketika Anda bersentuhan dengan daun dari pohon ini, maka Anda akan mengumpat “Jancuk”. Jadi karena itu dinamakan Pohon Jancukan. Pohonnya terlihat hijau biasa seperti semak-semak di sekitarnya, dan daunnya cukup lebar dengan rambut-rambut halus. Namun jika bersentuhan dengan kulit, daun ini seperti mengeluarkan “racun” yang bisa membuat kulit terasa gatal, panas, dan cenut-cenut. Rasa sakit ini bisa bertahan sampai 2 hari lamanya, jadi lumayan mengganggu juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun