Secerah sinar pagi tersorot menembus sisi gedung menjulang tinggi, secerah raut muka ini. Namun sangat berbeda, ketika sudah masuk ke salah satu ruangan yang siap dipenuhi dengan ratusan peserta Intip Buku. Bertempat di ruang serbaguna Menara Syafruddin Prawiranegara Lt. 3 Bank Indonesia. Sabtu, 28 April 2012 kemarin.
Bagaimana tidak grogi? Para peserta yang berada dihadapan Saya adalah para guru bergelar “S” atau “M” di belakang namanya dan blogger kawakan. Sedangkan saya masih seorang mahasiswa dan ngeblog pun masih angot-angotan. Makanya tulisan saya di kompasiana masih bisa dihitung dengan jemari.
Saya tidak membayangkan harus secepat ini menjadi pembicara di acara sebesar ini. Semakin tidak terbayang lagi saya bisa satu panggung menjadi pembicara bersama kang Pepih, wartawan senior Kompas. Semakin merindinglah saya di depan.
Ketika saya pikir-pikir lagi, kenapa bisa secepat ini, semua berawal karena saya sudah menulis buku berjudul Jadi Jurnalis Itu Gampang!!!, diterbitkan Elexmedia Komputindo. Mulai banyak yang mengenal, setiap hari ada permintaan pertemanan di Facebook, follower Twitter semakin bertambah. Beberapa email masuk, meminta untuk menjadi pambicara lagi. Hemm, pernah suatu waktu saya bergumam, menulis buku itu bisa mempercepat karir dan masa depan.
Kembali ke kata grogi. Berbicara memang gampang, namun beda halnya berbicara untuk menjadi pembicara. Perlu banyak berlatih, berlatih, dan berlatih. Karena grogi itu ada banyak hal yang sudah saya siapkan untuk disampaikan, namun hilang sekejap menguap ketika hendak disampaikan.
Salah satu poin penting yang tidak tersampaikan adalah tentang keanehan seorang mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam menulis buku jurnalistik. Semua tidak ada yang aneh, kerana saya memiliki keterlibatan alamiah terhadap tema buku yang saya tulis. Sejak tahun 2009 saya menjadi jurnalis warga di www.akumassa.org. Sebuah jurnal tentang aku dan orang-orang sekitar.
Saya juga punya komunitas tempat belajar bermedia bernama Komunitas Djuanda. Komunitas kreatif yang selalu mencoba produktif melahirkan karya tulisan, foto, dan video. Menggiatkan Jurnalisme Warga di Tangerang Selatan.
Semoga tulisan ini dibaca oleh peserta Intip Buku kemarin. Mohon maaf terlewat untuk disampaikan. Mohon maklum grogi adalah manusiawi. Sebuah kalimat yang menghibur dari seorang teman yang kebetulan menjadi salah satu pesertanya. “maklumlah sob, masih awal-awal. Lagi pula gak banyak orang bisa kayak lo. Kamu datang kesini aja sudah menginspirasi, ada mahasiswa yang sudah bisa nulis buku”, katanya.
Bagaimana pun, siapa pun, menulis buku itu gampang!. Mulailah dari hal terdekat, sederhanya, gunakan bahasa sesuai karakter diri sendiri. Kerena menulis buku tidak seperti menulis karya ilmiah yang terstandarisasi bahasa dan format penulisannya.
Semoga dari para peserta Intip Buku, yang awalnya sekadar mengintip, dikemudian hari bisa berganti diintip buku perdananya. Saya tunggu ya!
Salam tunggu!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H