Mohon tunggu...
Imam Setiawan
Imam Setiawan Mohon Tunggu... Guru - Praktisi dan Konsultan Anak berkebutuhan Khusus

Saatnya jadi Penyelamat bukan cuma jadi pengamat Saatnya jadi Penolong bukan cuma banyak Omong Saatnya Turuntangan bukan cuma banyak Angan-angan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kecerdasan, Komunikasi, dan Autisme

4 Januari 2025   12:51 Diperbarui: 4 Januari 2025   09:53 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kecerdasan, Komunikasi, dan Autisme

Menjadi manusia itu sulit. Pernyataan ini mungkin terdengar biasa saja, tetapi bagi yang berada dalam spektrum autisme, kesulitan itu terasa lebih mendalam. Salah satu tantangan terbesar yang Autisme alami adalah seni "sederhana" berkomunikasi. Sebagai makhluk sosial, kita cenderung ingin berinteraksi  berbagi informasi, pendapat, pengamatan, bahkan sekadar bercanda atau menyampaikan keluh kesah. Namun, bagi Autisme, proses itu tidak pernah sesederhana yang terlihat.

Dalam pertunjukan "Douglas" oleh Hannah Gadsby, ada satu pernyataan yang sangat menyentuh hati Autisme:

"...Autisme mampu memahami banyak hal yang sebelumnya hanya membingungkan, seperti mengapa Autisme bisa sangat cerdas tetapi kesulitan meninggalkan bukti nyata."

Pernyataan itu menggambarkan dilema Autisme dengan begitu tepat. Autisme tahu bahwa Autisme memiliki kecerdasan  hasil tes IQ Autisme konsisten dalam rentang tertentu selama bertahun-tahun  tetapi kecerdasan itu sering kali tidak terlihat oleh orang lain karena kendala komunikasi.

Komunikasi, bagi kebanyakan orang, adalah keterampilan yang berkembang secara alami. Namun, bagi kami yang berada dalam spektrum autisme, komunikasi sering kali terasa seperti teka-teki yang rumit. Autisme ingin berbicara, menjelaskan pikiran, dan berbagi ide, tetapi terkadang kata-kata terasa seperti musuh yang enggan bersahabat. Intonasi, ekspresi wajah, dan isyarat nonverbal sering kali membingungkan Autisme, membuat interaksi menjadi medan perang kecil antara pikiran Autisme dan dunia luar.

Hal ini menimbulkan pertanyaan: jika kecerdasan Autisme ada, mengapa sulit bagi Autisme untuk membuktikannya? Mengapa dunia mengukur kemampuan seseorang berdasarkan kemampuannya berkomunikasi secara verbal atau ekspresif, tanpa mempertimbangkan cara berpikir yang berbeda?

Di dunia yang cenderung menilai seseorang dari penampilan luar, kesulitan komunikasi dapat membuat kecerdasan seseorang tampak tidak ada. Dalam banyak situasi, Autisme merasa seperti memiliki lemari penuh buku yang belum dibaca oleh siapa pun  penuh dengan informasi dan pemahaman, tetapi terkunci di balik pintu yang sulit dibuka.

Namun, pengalaman ini juga memberikan pelajaran penting. Autisme belajar bahwa kecerdasan bukan hanya soal berbicara dengan lancar atau menjelaskan ide dengan mudah. Kecerdasan adalah tentang cara kita memahami dunia, bagaimana kita memecahkan masalah, dan bagaimana kita menemukan keindahan dalam pola-pola yang tidak terlihat oleh orang lain.

Meski tantangan komunikasi tetap ada, Autisme percaya bahwa ada cara untuk membangun jembatan antara dunia autisme dan dunia allistik (non-autisme). Salah satu cara adalah dengan meningkatkan kesadaran tentang perbedaan cara berpikir dan berkomunikasi. Dunia perlu lebih memahami bahwa ada banyak cara untuk menjadi cerdas dan banyak cara untuk berkomunikasi, tidak semuanya harus sesuai dengan standar "normal."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun