Mohon tunggu...
Imam Setiawan
Imam Setiawan Mohon Tunggu... Guru - Praktisi dan Konsultan Anak berkebutuhan Khusus

Saatnya jadi Penyelamat bukan cuma jadi pengamat Saatnya jadi Penolong bukan cuma banyak Omong Saatnya Turuntangan bukan cuma banyak Angan-angan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengurai Kode Genetik Disleksia : Hubungan Genetik dan Neurodevelopment

25 Desember 2024   18:50 Diperbarui: 25 Desember 2024   10:49 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengurai Kode Genetik Disleksia: Hubungan Genetik dan Neurodevelopment

Disleksia adalah kondisi yang memengaruhi kemampuan membaca seseorang dan sering kali diwariskan dalam keluarga. Menurut penelitian, disleksia diperkirakan memengaruhi 5 hingga 17 persen populasi dunia. Dalam upaya memahami akar biologis disleksia, sebuah studi terbaru yang dipimpin oleh para ilmuwan dari Universitas Edinburgh telah mengungkapkan hubungan genetik antara disleksia dan gen yang terkait dengan perkembangan saraf (neurodevelopment). Penelitian ini, yang merupakan studi genetik terbesar tentang disleksia hingga saat ini, diterbitkan di jurnal Nature Genetics.

Dalam penelitian tersebut, para ilmuwan berhasil mengidentifikasi 42 varian genetik yang terkait dengan disleksia. Beberapa varian gen ini memiliki hubungan kuat dengan kemampuan kognitif dan pencapaian pendidikan, termasuk jumlah tahun yang dihabiskan seseorang di bangku sekolah. Selain itu, penelitian ini juga menemukan kaitan genetik antara disleksia dan kemampuan ambidekster, yaitu kemampuan menggunakan kedua tangan secara sama baiknya. Namun, penelitian ini tidak mendukung teori lama yang mengaitkan disleksia dengan perubahan struktur otak tertentu.

Michelle Luciano, Ph.D., penulis utama penelitian ini, menjelaskan bahwa penelitian sebelumnya menunjukkan adanya perubahan pada beberapa struktur otak individu dengan disleksia. Namun, penelitian terbaru ini tidak menemukan bukti bahwa genetik menjadi penjelas utama untuk perubahan tersebut. Luciano menambahkan bahwa hasil ini mendorong perlunya pengembangan tes standar yang lebih akurat untuk mendeteksi disleksia sejak dini.

Deteksi dini memiliki peranan penting dalam membantu individu dengan disleksia. Dengan pengenalan sejak awal, strategi intervensi yang lebih tepat dapat diterapkan untuk mendukung kemampuan membaca dan menulis mereka. Langkah ini bukan hanya memberikan manfaat akademik, tetapi juga meningkatkan kepercayaan diri dan kualitas hidup individu yang terdampak.

Penelitian ini juga menyoroti dampak disleksia pada berbagai aspek proses belajar, termasuk keterlambatan bahasa, kemampuan berpikir, dan pencapaian akademik. Dengan data dari lebih dari satu juta pelanggan 23andMe, termasuk sekitar 51.000 individu yang melaporkan memiliki disleksia, penelitian ini berhasil mengungkap hubungan genetik yang lebih rinci dan mendalam terkait kondisi ini. Luasnya data yang digunakan memberikan pemahaman baru yang sebelumnya sulit dicapai.

Salah satu temuan menarik dari studi ini adalah adanya peluang untuk pengembangan metode intervensi yang lebih efektif. Dengan memahami dasar genetik disleksia, diharapkan para peneliti dan pendidik dapat merancang strategi pendidikan yang lebih inklusif dan adaptif. Hal ini sejalan dengan upaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kompleksitas disleksia.

Meskipun penelitian ini membuka pintu bagi harapan baru, banyak misteri tentang disleksia yang masih harus dipecahkan. Kolaborasi antara penelitian genetik, pengembangan pendidikan, dan kesadaran publik akan menjadi kunci dalam menghadapi tantangan ini. Pemahaman yang lebih baik tentang akar genetik disleksia dapat membantu mengurangi stigma yang sering kali melekat pada individu dengan kondisi ini.

Dalam konteks pendidikan, hasil penelitian ini menjadi pengingat bagi para pendidik untuk lebih peka terhadap kebutuhan belajar anak-anak dengan disleksia. Dengan pendekatan yang berbasis bukti, sistem pendidikan dapat menjadi lebih inklusif dan mendukung semua jenis pembelajaran.

Penelitian ini adalah langkah besar dalam memahami kompleksitas disleksia. Meski banyak pekerjaan yang masih harus dilakukan, temuan ini memberikan harapan bahwa suatu hari nanti, disleksia akan dipahami tidak hanya sebagai tantangan tetapi juga sebagai bagian dari keunikan setiap individu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun