Mohon tunggu...
Imam Setiawan
Imam Setiawan Mohon Tunggu... Guru - Praktisi dan Konsultan Anak berkebutuhan Khusus

Saatnya jadi Penyelamat bukan cuma jadi pengamat Saatnya jadi Penolong bukan cuma banyak Omong Saatnya Turuntangan bukan cuma banyak Angan-angan

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Aku, Disleksia, dan Pilkada, Harapan Baru untuk Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

27 November 2024   07:58 Diperbarui: 27 November 2024   08:07 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika saya memulai Dyslexia Keliling Nusantara, saya ingin memastikan bahwa suara anak-anak ini tidak lagi diabaikan. Dalam perjalanan saya, saya belajar bahwa setiap anak memiliki potensi yang unik. Jika para pemimpin yang terpilih melalui Pilkada mampu menyadari hal ini dan mengambil langkah nyata, maka kita sedang menuju masa depan yang lebih cerah.

Pendidikan yang inklusif tidak hanya akan membantu anak-anak ini mencapai potensi mereka, tetapi juga mengangkat martabat bangsa. Sebuah studi oleh UNESCO menunjukkan bahwa inklusi dalam pendidikan meningkatkan toleransi sosial dan kesetaraan ekonomi.

Kepada para pemimpin yang akan terpilih, saya ingin menyampaikan pesan:
"Ketika Anda merancang kebijakan pendidikan, ingatlah bahwa setiap anak adalah pemimpin masa depan. Jangan biarkan mereka tersesat hanya karena kita tidak memahami mereka hari ini."

Bagi saya, Pilkada bukan hanya tentang politik, tetapi tentang peluang. Ini adalah momen untuk memastikan bahwa tidak ada lagi anak seperti saya yang merasa gagal hanya karena sistem tidak mendukung mereka. Saya berharap suatu hari, ketika anak-anak disleksia seperti Rafi menatap buku pelajaran, mereka akan melihat masa depan yang cerah, bukan rasa takut.

"Pendidikan adalah hak, bukan hadiah. Pilkada adalah langkah pertama untuk memastikan hak itu diberikan dengan penuh cinta dan pengertian bagi setiap anak, tanpa terkecuali."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun