Mohon tunggu...
Imam Setiawan
Imam Setiawan Mohon Tunggu... Guru - Praktisi dan Konsultan Anak berkebutuhan Khusus

Imam Setiawan adalah seorang pria visioner yang memiliki banyak mimpi besar dan tekad yang tak tergoyahkan. Semangat pantang menyerah yang ia miliki menjadi bahan bakar utama dalam setiap langkah hidupnya. Saat ini, Imam sedang menjalani fase penting dalam hidupnya, berusaha menjadi pribadi yang lebih kuat dengan mengalahkan batasan-batasan dirinya sendiri. Setelah berhasil menyelesaikan pendidikan magister dalam bidang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada tahun 2023, Imam membawa semangat belajarnya ke tingkat yang lebih tinggi. Di balik pencapaiannya, Imam menghadapi tantangan unik, yaitu hidup dengan disleksia dan ADHD. Namun, daripada melihatnya sebagai hambatan, Imam justru melihatnya sebagai warna yang memperkaya perjalanan hidupnya. Sebagai pendiri Rumah Pipit dan Komunitas Guru Seneng Sinau, Imam tidak hanya berbagi pengetahuan dan pengalaman, tetapi juga menyebarkan inspirasi kepada para guru dan orang tua di seluruh penjuru Indonesia. Melalui proyek ambisius bertajuk “The Passion Project Disleksia Keliling Nusantara,” Imam berkomitmen untuk menjelajahi daerah-daerah pedalaman Indonesia, bertemu dengan anak-anak, guru, dan orang tua. Dalam perjalanan ini, ia berbagi ilmu dan pengalaman, dengan harapan memberikan kontribusi nyata dalam pendidikan serta memperkuat komunitas di daerah-daerah terpencil. Perjalanan ini tidak hanya menjadi sarana untuk berbagi, tetapi juga sebagai bentuk dedikasi Imam untuk membuka pintu bagi anak-anak yang ia yakini sebagai "pembuka kunci surga," mengilhami generasi muda untuk bermimpi dan berani menghadapi tantangan, tak peduli seberat apa pun itu.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jejak Perjuangan Bersama Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Semai Jepara

26 September 2024   13:32 Diperbarui: 26 September 2024   13:33 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelatihan Guru Semai/dokpri

Dalam perjalanan saya bersama proyek Dyslexia Keliling Nusantara, saya menemukan lebih dari sekadar pengalaman mengajar. Saya menemukan makna baru dalam perjuangan yang tidak hanya milik anak-anak, tetapi juga milik saya, guru-guru, dan orang tua yang terlibat. 

Sekolah Semai Jepara telah menjadi rumah bagi anak-anak berkebutuhan khusus, tempat di mana cinta dan pengorbanan berjalan beriringan. Setiap detik yang saya habiskan bersama mereka penuh dengan kisah yang menyentuh, diwarnai oleh tawa, tangis, dan harapan.

Ketika saya melakukan refleksi di Playground hari ini, saya merenungi perjalanan panjang yang telah saya tempuh sebagai guru anak-anak berkebutuhan khusus. Asesmen diri yang saya lakukan membuka mata saya terhadap kekurangan dan keterbatasan pribadi. 

Namun, anehnya, itu juga menyentuh jiwa saya dengan cara yang belum pernah saya bayangkan. Di balik setiap kelemahan yang saya temukan, ada kekuatan baru yang muncul. Setiap anak yang saya dampingi memberi saya pelajaran tak ternilai tentang arti ketekunan dan cinta tanpa syarat.

Melihat kemajuan mereka, walau terkadang lambat dan penuh tantangan, memberikan kebahagiaan yang luar biasa. Rasa sakit dan kelelahan seolah sirna ketika saya melihat anak-anak ini membuat pencapaian kecil, yang bagi mereka adalah langkah besar. 

Di setiap senyum mereka, ada cerita perjuangan, dan di balik setiap pelukan hangat dari orang tua mereka, saya menemukan energi baru untuk terus berjuang. Sekecil apapun keberhasilan itu, bagi saya dan mereka, itu adalah kemenangan besar.

Sekolah Semai Jepara telah menjadi saksi dari kisah-kisah penuh perjuangan. Para guru di sekolah ini berjuang tidak hanya dalam merancang metode belajar, tetapi juga dalam mendobrak tembok prasangka yang sering kali menghalangi perkembangan anak-anak spesial. 

Ada momen ketika kami duduk bersama orang tua, berbicara dari hati ke hati tentang masa depan anak-anak mereka. Saya merasakan kegelisahan, ketakutan, tetapi juga cinta yang mendalam dari mereka. Bersama-sama, kami membangun harapan yang mungkin bagi banyak orang tampak kecil, namun bagi kami, itu adalah cahaya yang menerangi jalan panjang yang kami hadapi.

Saya teringat salah satu kisah yang menyentuh hati. Seorang anak yang selama berbulan-bulan tampak tidak merespons pelajaran tiba-tiba berhasil menuliskan satu kata. Hanya satu kata, namun bagi saya, guru, dan orang tuanya, itu adalah momen yang luar biasa. 

Tangis haru dan tawa penuh kebahagiaan menyelimuti ruang kelas hari itu. Ini adalah pengingat bahwa setiap anak memiliki jalannya sendiri, dan tugas kami adalah untuk selalu ada di samping mereka, memberikan dukungan yang mereka butuhkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun