Mohon tunggu...
Imam Syatibi
Imam Syatibi Mohon Tunggu... -

berbicara dan berkomentar dari jarak yang aman

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Inilah Ilmu Para Dukun Ramal

19 Juli 2011   05:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:34 1705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Memang, saya akan membeberkan ilmu umum para peramal yang digunakan untuk meramal nasib, rejeki, bahkan jodoh anda. Kebetulan saya memelajarinya 3 tahun yang lalu. Saya adalah  salah satu pemuda yang patah hati karena dilarang menikah dengan seorang gadis hanya karena ketidakcocokan neton (dipelajari di ilmu pancawara). Selang beberapa bulan kemudian saya secara tidak sengaja bertemu dengan 2 orang "peramal" yang TIDAK buka praktek di daerah Kulon Progo, Yogyakarta dan ilmu kuno itu pun diturunkan ke saya.

Mereka selalu menanyakan apa tanggal lahir klien dan lebih detil lagi jam lahirnya. Tanggal lahir digunakan untuk mencari neton mereka, digunakan sebagai acuan untuk segala perhitungan. Sedangkan jam digunakan untuk menentukan keakuratan hari, di perhitungan Jawa, Selasa sore pukul 16.00 berarti sudah masuk hari Rabu. Misal tanggal lahir saya 26 Agustus 1984 jam 10 pagi, maka menurut perhitungan Jawa, saya memiliki neton Minggu Kliwon. Minggu Kliwon memiliki angka hari 13.

Setelah muncul angka 13, permainan pun dimulai. Untuk mencari karakter umum pribadi Minggu Kliwon, mereka menggunakan rumus 5 dasar, yaitu sangkrak-methengkrak-jo merto-jo mantri-jo bendolo. Cara menggunakannya adalah 13 dibagi dengan 5, adalah 2 sisa 3. Maka menurut rumus, karakter umum Minggu Kliwon adalah jo merto (urutan ke-3). Jo merto adalah seseorang yang lugu, apa adanya dan sulit menyembunyikan perasaannya. Pandai mengungkapkan hati meski kadang terdengar kasar.

Lalu bagaimana dengan jodoh? Misalnya saya Minggu Kliwon, telah memiliki pasangan yang memiliki neton Jumat Kliwon. Minggu Kliwon memiliki angka neton 13, sedangkan Jumat Kliwon, 14. Orang Jawa pada umumnya, yang mengerti pancawara, menggunakan gabungan neton sepasang manusia yang akan menikah untuk mencari hari baik. Rumus kecocokan pasangan pada Pancawara adalah sri-dono-lara-pati-lungguh. Sedangkan saya dan pasangan jika neton dijumlah adalah 27 (13+14), angka idaman oleh para orang tua jaman dulu. 27 dibagi 5, hasilnya 5 sisa 2. Kemudian sesuai rumus dasar,pada urutan ke-2 adalah dono. Dono merupakan sebuah kesejahteraan, cukup sandang pangan dan papan, tidak terlalu kaya secara materi namun memiliki kebahagiaan yang bisa membuat iri bagi yang melihatnya.

Ada lagi? Masih banyak ilmu yang digunakan. Tentang pertanian, hari baik buka usaha, jenis usaha yang baik buat neton ini dan itu. Namun saya merasa hanya ini yang perlu saya sampaikan,  bukan karena ini ilmu ramalan, melainkan ini adalah warisan budaya Jawa. Tentang percaya atau tidaknya, itu tergantung kepada hati pembaca..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun