Mohon tunggu...
Imam Syatibi
Imam Syatibi Mohon Tunggu... -

berbicara dan berkomentar dari jarak yang aman

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Aku Tumpahkan Air Panas ke Dalam Cetakan Es

11 Agustus 2011   15:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:53 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa hari tidak pernah bisa tidur di tengah malam. Ada beberapa hal menari-nari dalam pikiranku.
Pertama, karir. Kedua, keinginan merubah diri. Ketiga, mempersiapkan masa depan rumah tanggaku. Saat ini aku masih berusia 27 tahun. Masih muda. Aku memang masih muda. Tetapi aku hanya punya waktu kurang lebih 4-5 tahun untuk menjadi manusia seutuhnya. Agar tidak tersesat, agar tidak membebani orang tua, agar tumbuh dewasa dan matang, dan menjadi pria sesuai kodratnya. Sekarang, aku merasa sangat sibuk, mengejar karir, aku juga berusaha keras merubah sifat-sifat burukku. Aku ingin mandiri tapi tidak sendiri. Aku tidak munafik untuk membutuhkan orang lain. Beberapa tahun yang lalu, aku tidak terlalu mementingkan keberadaan seseorang di sisiku meski aku pun kadang menangis dan frustasi ketika sakit hati karena itu. Pada masa ini, pikiranku begitu kompleks, aku merasakan kebutuhan psikis yang mendalam. Yakni, kehadiran seseorang. Kekuatan yang paling menggairahkan untuk menjalani kehidupan adalah cinta. Ketika aku merasakan dicintai seseorang, maka ada semangat tersendiri dalam diri. Aku memang terbiasa melalui aktivitas sendri. Namun apa salahnya ketika aku merindukan energi itu untuk hadir.

Aneh, aku begitu termotivasi dan enerjik, apa yg kukejar sesungguhnya?

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun