Ribuan kilo..
jalan yang kau tempuh
Lewati rintangan untuk aku anakmu
Ibuku sayang..
masih terus berjalan
walau tapak kaki penuh darah penuh nanah
seperti udara
kasih yang kau berikan
tak mampu kumembalas
ibu…
Suara serak Iwan Fals terus terdengar dari sound komputer milik teman sekamarku. Sedang aku sendiri asik berkutat dengan netbook butut pemberian seorang sahabat. Malam sudah sedemikian larut. Jam di pojok kanan layar netbook-ku sudah menunjukkan Jam 12 : 46, waktu Cairo. Udara di luar begitu dingin. Suasana malam pun begitu sunyi. Tampaknya penduduk kawasan tempat tinggalku sudah terlelap dalam alam mimpi masing-masing. Tapi hingga kini mataku belum terasa ngantuk.
Mendengarkan lagu itu aku jadi teringat keluarga di rumah, terutama bunda yang sudah 10 bulan aku tinggalkan. 10 bulan mungkin memang waktu yang relatif tidak begitu lama. Tapi kini aku mulai merasakan rasa itu. Rasa rindu yang cukup ``akut´´. Sudah cukup lama aku tidak berbicara dengan beliau. Ah, sedang apakah bunda di rumah?. Beberapa kali sudah kucobatelepon ke rumah, tapi tampaknya waktu selalu tidak mengizinkan. ah..
Ingin kudekap dan menangis di pangkuanmu
Sampai aku tertidur bagai masa kecil dulu
Lalu doa-doa baluri setiap tubuhku
Dengan apa membalas
ibu…
Suara serak iwan falas masih terus mengalun dengan syahdunya. Tidak ada yang bisa aku lakukan. Saat ini aku hanya bisa berdoa´, semoga dalam setiap detiknya beliau selalu dalam bimbingan dan lindungan Allah. ``Allahummaghfirli waliwalidayya warhamhuma kama rabbayani shaghira´´. `` BUNDA.. SELAMAT HARI IBU´´. Maaf, Kasihku Tak Sepanjang Kasihmu..
Jam 01 : 56. Nasr City, Cairo, 22 Desember 2009
-Ibrims-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H