Mohon tunggu...
Imam Budidharma
Imam Budidharma Mohon Tunggu... -

Imam Budidharma; tinggal di luar kota Yogyakarta, diseputaran kampus UGM;\r\nBekerja sebagai pegawai pada sebuah kantor di Jalan Malioboro

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gerobak Sapi Aneka Warna dan Para Bajingan di Maguwoharjo

25 Agustus 2014   22:27 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:35 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_339594" align="aligncenter" width="300" caption="Gerobak Sapi Melintasi Jalan Raya (dokumen pribdai)"][/caption]

"Salam Bajngan!!!" menggema di lapangan Maguwoharjo.Setelahnya, sang pembawa acara buru-buru melakukan 'klarifikasi', mengingat hadir disitu juga anak-anak yang mungkin tidak paham apa itu Bajingan. Dalam bahasa jawa, Bajingan berarti pengemudi gerobak sapi. Gerobak sapi yang dimaksud biasanya digunakan sebagai alat transportasi, pembawa hasil panen pertanian dan sebagainya. Setelah melakukan klafirikasi tersebut, sang pembaca acara merasa ‘sah’ meningkatkan volume salamnya “SALAM BAJINGAN!!!”

Tanggal 23-24 Agustus 2014 kemarin diselenggarakan Festival Gerobak Sapi di lapangan Maguwoharjo, Sleman. Ini adalah kali ke dua hajatan tersebut diselenggarakan. Aneka kegiatan diselenggarakan mulai dari konvoi gerobak, balapan gerobak, panggung ketoprak, lomba fotografi hingga desain gerobak sapi custom dan foto selfie bersama gerobak sapi.

[caption id="attachment_339600" align="aligncenter" width="300" caption="memandang pergerakan gerobak-gerobak lain (dokumen pribadi)"]

1408954476869375220
1408954476869375220
[/caption]

Memasuki arena kegiatan, diperlukan kegesitan gerak. Penuhnya pengunjung, badan gerobak dan sapi, ditambah jejak tletong alias kotoran sapi membuat ‘blusukan’ menjadi seru. Di beberapa sudut, para fotografer memasang pose ndodok, njengking, mbungkuk, ndangak dan pose-pose aneh lainnya demi mendapatkan gambar terbaik. Sementara sang model utama hari itu, sapi, dengan tenang dan anggunnya cukup berdiri tenang sembari menyantap rumput.

Hari itu, gerobak warna-warni cerah menghiasi lapangan. Sang pembawa acara berkali-kali menyebutkan nama sponsor utama, sebuah pabrik cat terkemuka, yang turut berkontribusi dalam acara tersebut. Di dalam gerobak yang bertudung anyaman bambu atau terpal, beberapa tampak keluarga dari sang Bajingan. Anak-anak kecil atau remaja yang baru terbangun setelah semalaman beristirahat disitu. Sementara para Bajingan banyak memilih duduk atau nangkring di bagian depan gerobak.

[caption id="attachment_339596" align="aligncenter" width="300" caption="anak-anak bermain dengan sapi (dokumen pribadi)"]

1408953606921413100
1408953606921413100
[/caption]

Gubernur DIY, Sultan HB X, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas penyelenggaran perhelatan tersebut. Dalam kesempatan itu, dikukuhkan juga kepengurusan paguyuban gerobak sapi. Secara simbolis diserahkan pecut kepada pengurus. “Ini saya serahkan pecut, tapi mohon sapinya jangan sering-sering dipecut” kira-kira seperti itu sambutan beliau. Ngarso Dalem beralasan kondisi kulit sapi yang baik akan meningkatkan nilai jual sapi. Memang, keberadaan Bajingan dan gerobak sapinya di masa kini bukan lagi sekedar alat transportasi. Atau memang bukan lagi alat transportasi. Justru sapi-sapi itulah komoditi utamanya. Dalam sambutannya, Ngarso Dalem bahkan memberikan persepektifnya bahwa festival gerobak sapi ini bisa mengalahkan pasar hewan. Tapi benar juga, bayangkan berapa harga seekor sapi yang sehat dan gemuk, mungkin bisa menyaingi harga kendaraan bermotor.

[caption id="attachment_339605" align="aligncenter" width="300" caption="pacuan gerobak sapi (dok. pribadi)"]

14089551771650674123
14089551771650674123
[/caption]

Siang menjelang, di perempatan Tajem yang sehari-hari penuh dengan lalu lalang kendaraan, konvoi Gerobak Sapi berjalan tenang dan anggun. Sejenak rasanya arus kendaraan mengikuti kecepatan para sapi berajalan. Menjadi sabar.Geal geol bokong Sapi itu sungguh mempesona. Terpesonanya kita hingga pengendara sepeda motor dengan sopan tidak terburu-buru menekan tombol klakson. Sepertinya kita menikmatinya

Melintasi Zaman, itulah tema yang diambil penyelenggara. Bagi saya menyaksikan atraksi ini serasa memutar memori masa kecil saya. Masih teringat atas bunyi ‘klonthong-klonthong’ gerobak sapi mbah Marto sewaktu melintasi rumah. Lalu saya hanya bisa bersorak-sorak dari jauh mengingat rasa takut saya sebagai anak-anak. Saya sendiri masih sering melihat Gerobak Sapi melaju lembut di daerah ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun