Mohon tunggu...
Imam Basori
Imam Basori Mohon Tunggu... Ilmuwan - Dosen

Associate Professor

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Indonesiaku

30 Maret 2015   08:14 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:48 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14276772661299447034

Beberapa hari yang lalu saya sempat ngobrol dengan saudara sepupu saya yang baru pulang dari Arizona, Negara Bagian Amerika Serikat. Kebetulan sepupu saya baru datang dari Arizona dalam rangka mempromosikan film dokumenter tentang Bencana Lumpur Lapindo atas undangan dari Arizona State University. Selama kami berbincang-bincang tak jarang kami tertawa karena ceritanya yang lucu dan tak lazim. Suatu ketika sepupu saya sedang "ngopi" di suatu kafe yang disitu banyak dikunjungi penduduk sekitar yang sekedar untuk menghangatkan badan, karena disana lagi musim gugur dan dingin. Salah satu dari mereka menyapa " Where are you from ?", sepupu saya menjawab, "from Indonesia", kemudian dibalas lagi oleh laki-laki tersebut, "Where is Indonesia and about Bali?", maksud laki-laki tadi Indonesia itu apanya Bali?.


Perbincangan tadi menunjukkan bahwa Indonesia itu belum dikenal oleh negara-negara yang merupakan bagian dari komunitas penduduk bumi ini. Mereka belum mengenal Indonesia seutuhnya, melainkan mereka lebih mengenal Bali. Seperti kita ketahui bahwa Bali telah mendunia karena banyak hal, pantai Kute nya yang indah, Istana Air; tempat pemandian raja-raja di Karang Ngasem, wisata alam di Gianyar, Pure di Ubud, dan masih banyak lagi tempat-tempat wisata lainya. Sehingga Bali lebih cepat terkenal oleh para wisatawan Asing, serta dipenghujung tahun 2002 yang banyak menyedot perhatian dunia karena serangan teroris yang menelan banyak korban dari wisatawan Australia.

Akan tetapi, jangan tanyakan kepada Presiden Amerika Barack Obama, yang memang semasa kecilnya pernah tinggal di Menteng, Jakarta Pusat. Obama, sampai saat ini masih fasih berbahasa Indonesia, tapi apakah mungkin Obama mengenalkan Indonesia lewat pemerintahannya, mustahil!. Obama hanya menyebut bahwa Indonesia mempunyai tingkat kerukunan Agama yang tinggi, dan dirinya tidak alergi dengan Islam karena sudah sering mendengar Adzan pada saat tinggal di Indonesia. Akhirnya kita bangga terhadap Obama, sampai-sampai membuat patung Obama sebagai monumen kebanggaan warga Menteng, menyedihkan!.

Sepertinya kita sendiri juga harus lebih banyak belajar lagi tentang Indonesia. Bangsa kita yang kaya akan sumber daya alam, memiliki lebih dari 13.000 pulau, mempunyai berbagai macam budaya dan adat istiadat, serta berbagai macam bahasa. Hal seperti inilah yang sebenarnya harus kita pahami, kita harus bisa saling menghargai apa yang menjadi adat dan budaya kita masing-masing. Saling mengisi, saling mengingatkan, bukan saling menjelek-jelekkan satu dengan yang lain. Seharusnya kita juga bangga sebagai bangsa, saling menghargai apa yang menjadi keyakinan kita.

Kunci untuk menjadikan kita bangga sebagai bangsa adalah, 1) Kita harus sadar bahwa kita dilahirkan dibumi pertiwi Indonesia, kita tidak boleh melupakan bahwa suatu ketika kita akan beranak cucu di Indonesia, makanan yang kita makan adalah hasil dari bumi Indonesia, apa lagi air yang kita minum juga dari air yang berasal dari Indonesia, 2) Harus tahu sejarah Indonesia, mengapa Indonesia itu ada? Mengapa Indonesia mengalami penjajahan? Seandainya Indonesia tidak mengalami penjajahan itu bagaimana?, tetap bisa berkembang apa tetap miskin?, kemudian dengan cara bagaimana Indonesia bisa merdeka?. "Jasmerah", kata Sukarno; Jangan Lupakan Sejarah!!!. 3) Kita harus pandai bersyukur dengan apa yang telah kita peroleh selama ini. Jika kemarin kita masih pengangguran, kemudian kita menjadi PNS, harus kita syukuri, jika kita sebelumnya tidak punya rumah, kemudian kita sekarang sudah punya rumah, alhamdulillah, kalau sebelumnya kita belum punya mobil kemudian dapat hadiah dari instansi kita, terima kasih.

Bukankah kita sadari bahwa masih banyak orang-orang yang ekonominya ada dibawah kita, bukankah kita lebih mapan daripada mereka yang tidur beralaskan koran dan beratapkan langit-langit jembatan, bukankan kita tiap hari sudah dapat rejeki untuk membuat perut kita tidak terasa lapar dan tenggorokan kita tidak merasa dahaga, dan apalagi yang kita inginkan kalau kita sudah memiliki segala-galanya, untuk itu kita harus pandai bersyukur, menerima segala apa yang telah kita terima selama ini.

Kita akan bisa menjadi bangsa Indonesia yang bisa bangga terhadap bangsa sendiri jika kita bisa mengenal bangsai kita sendiri dengan sebenar-benarnya, menjadi diri kita sendiri dan bukan menjadi orang lain, apalagi meniru orang lain, jadilah diri sendiri, be your self!

Wallahu 'alam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun