Tunggu, mari kita absen siapa saja yang hidup di bumi ini. Manusia, hewan, dan tumbuhan. Manusia pastilah hidup di darat karena membutuhkan oksigen. Hewan ada yang hidup di darat, udara, dan laut. Sedang tumbuhan ada yang hidup di darat dan di air. Lalu apakah di air tidak ada hewan dan tumbuhan yang hidup?Â
Hubungan antara sampah platik dan hewan juga tunmbuhan di laut adalah kerusakan ekosistem mereka. Sudah ada ikan paus sperma yang terdampar di Wakatobi dalam keadaan meninggal. Penyebab meninggalnya adalah karena dia memakan begitu banyak sampah. Sekitar 6 kilogram sampah plastik ditemukan di dalam perut seekor paus sperma tersebut.Â
Di perutnya, ada sampah gelas plastik 750 gr (115 buah), plastik keras 140 gr (19 buah), botol plastik 150 gr (4 buah), kantong plastik 260 gr (25 buah), serpihan kayu 740 gr (6 potong), sandal jepit 270 gr (2 buah), karung nilon 200 gr (1 potong), dan tali rafia 3.260 gr (lebih dari 1.000 potong).
Jauh sebelum paus sprema menjadi korban sampah plastik seekor kura-kura lebih dahulu menjadi korban. Sepanjang 12cm sedotan plastik harus dikeluarkan dari hidung kura-kura tersebut.Â
Video pencabutan sedotan plastik dari hidung kura-kura itupun cukup viral pada tahun 2015 hingga Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjistuti ikut membagikan video tersebut di media sosial. Paus sperma dan kura-kura tersebut hanya dua contoh hewan laut yang menjadi korban sampah plastik. Beruntung kedua hewan tersebut terekspos oleh media.Â
Coba pikirkan tentang hewan-hewan lainnya yang tidak terekspos oleh media. Hal inilah yang membuat masyarakat jadi menganggap enteng tentang sampah plastik yang di buang di laut. Mari kita melihat lebih luas lagi tentang hewan-hewan yang menjadi korban sampah plastik di dunia. Baru-baru ini telah ditemukan seekor paus mati di perairan Filipina.Â
Paus tersebut ditemukan pada hari Sabtu (16/3). Lebih banyak dari sampah platik yang ada di perut paus sperma di Wakatobi, di dalam perut paus ini ditemukan sekitar 40 kilogram sampah plastik. Penyebab kematian dari paus Cuvier dengan berat 500 kilogram dan panjang 4,7 meter ini adalah kelaparan.Â
Karena banyaknya sampah plastik yang ada di dalam ahli perutnya dan sampah plastik tersebut tidak dapat dicerna oleh perut paus tersebut. Menurut sebelum mati paus itu mengalami mutah darah. Sekarang kita sebagai manusia bisakah memosisikan diri pada hewan-hewan tersebut?
Ada banyak kasus kematian hewan-hewan laut yang terjadi di seluruh belahan dunia. Bukan saja hewan, namun terumbu-terumbu karang yang ada di dalam laut juga terkena imbasnya. Terumbu karang tak lagi cantik dan tidak dapat menjadi tempat berlindung bagi hewan-hewan laut.Â
Hal ini membuktikan rendahnya kepedulian kita terhadapa sesama makhluk hidup di bumi. Kita maupun mereka berhak hidup dalam kelestarian lingkungan yang bersih dan sehat. Manusia yang digadang-gadang sebagai makhluk hidup yang paling sempurna seharusnya bisa menyelaraskan lingkungannya.Â
Entah mengapa pada masa sekarang melestarikan dan menyeimbangkan lingkungan adalah pekerjaan yang paling sulit dilakukan oleh manusia.Â