Mohon tunggu...
Imamatun nisa
Imamatun nisa Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Etos Kerja Pribadi Muslim

16 September 2016   22:21 Diperbarui: 16 September 2016   22:26 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Etos kerja muslim adalah sikap kepribadian yang menciptakan pengertian bahwasannya bekerja bukan hanya untuk mencari kekayaan, kemuliaan diri. Melainkan juga sebagai manifestasi amal sholeh (akhirat) mereka sehingga memunculkan semangat bekerja keras dan tujuan untuk bekerja secara amanah. Dimana hal tersebut dapat meninggikan derajat mereka di hadapan Allah SWT.

Islam sangat mendorong umatnya untuk bekerja keras, karena pada dasarnya kehidupan tidak akan terjadi dua kali sehingga apabila mereka menyia-nyiakan waktu, mereka tergolong orang-orang yang merugi. Hendaknya dalam hidup yang hanya sekali ini mereka benar-benar bisa memanfaatkan waktu mereka. Ini sekaligus menguji orang mukmin siapakah diantara mereka yang paling rajin dan tekun dalam bekerja.

Allah SWT berfirman dalam surat Al-Mulk ayat 2 : “ Yang menjadikan mati dan hidup, supaya dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Mulk: 2)

Dalam sebuah riwayat hadits di sebutkan: Dari Hakim  putra Hizam, ra. dari Rasulullah SAW. beliau bersabda: “Tangan yang di atas lebih baik dari tangan yang di bawah, dahulukanlah orang yang menjadi tanggunganmu. Dan sebaik-baiknya sedekah itu ialah lebihnya kebutuhan sendiri. Dan barang siapa memelihara kehormatannya, maka Allah akan beri kecukupan padanya.” (H.R Bukhari).

Dari hadits di atas dapat dipahami bahwa hendaknya bagi orang yang tangannya di atas atau sudah memiliki pekerjaan dan memiliki penghasilan hendaklah mendahulukan pemberiannya kepada keluarga baru setelah itu kepada orang lain. Dalam hadits itu juga disebutkan bahwasanya Allah akan memberi kecukupan kepada orang yang bekerja keras dan berusaha mencukupi kebutuhannya tanpa meminta belas kasihan kepada orang lain.

Perbuatan memberi atau enggan meminta belas kasihan kepada orang lain sangatlah di puji oleh agama. Dalam hadits di atas jelas bahwa Rasulullah SAW. mencela orang yang meminta-minta kepada orang lain karena hal tersebut merendahkan martabat manusia. Islam sangat menilai jelek orang yang bekerja sebagai peminta-minta (pengemis). Bekerja sebagai pemulung mengumpulkan sampah lalu di jual kembali itu lebih baik dari pada menjadi seorang pengemis.

Maka hendaknya kita sebagai orang muslim jangan bermalas-malasan , terus bekerja keras dalam mencukupi kebutuhan hidup. Dan kita tidak boleh hanya mengejar kebahagiaan dan kemuliaan di dunia saja melainkan kita juga harus mengejar kebahagiaan di akhirat yang hakiki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun