Semarang, Selasa (02/08/2022) - Sobat yang sering berada dirumah pastinya seringkali melihat minyak jelantah sisa memasak makanan dirumah yang sudah hitam dan siap untuk dibuang, bukan? Benar adanya jika sobat rumah berasumsi bahwa minyak tersebut tidak baik untuk digunakan kembali. Tetapi lingkungan akan menjadi lebih buruk sobat, jika minyak tersebut dibuang begitu saja!
Begitupula sebagaian besar masyarakat RW 05, Kelurahan Gondoriyo, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang yang memiliki rumah dan mengkonsumsi minyak setiap harinya berpotensi besar untuk memanfaatkan minyak tersebut dan mentransformasikannya menjadi sabun cuci tangan dari minyak jelantah yang ramah lingkungan, dan dapat dijual kembali sebagai produk yang memiliki nilai jual tinggi.
Selain untuk memanfaatkan minyak jelantah, dikala pandemi Covid-19 sekarang ini dan sudah ditemukannya varian baru SARS-CoV-2 yang baru, varian Omicron, seluruh lapisan masyarakat menjadi terekspos terhadap penyakit menular COVID-19, meskipun telah divaksinasi, menjadikan pengingat bahwasannya protokol kesehatan harus ditingkatkan untuk menjaga kesehatan warga, serta mendaur ulang limbah B3 agar tidak mencemari lingkungan.Â
Dengan melihat permasalahan tersebut, Imam Muda Al-Hakim, mahasiswa dari Tim 2 KKN Universitas Diponegoro wilayah Semarang, khususnya di Kelurahan Gondoriyo, Kecamatan Ngaliyan, dengan bimbingan Ir. Bambang Sulistiyanto, M.Agr.Sc., PhD., I.P.U. Selaku Dosen Pembimbing Lapangan selama KKN berlangsung, mengajak warga RW 05 Kelurahan Gondoriyo untuk membuat sabun cuci tangan (hand soap) yang sesuai dengan aturan yang diberikan oleh World Health Organization (WHO).Â
Dengan melakukan edukasi dan praktik langsung pembuatan sabun cuci tangan bersama - sama ini, diharapkan warga dapat mengetahui komposisi pembuatan sabun cuci tangan yang ideal, mengurangi pencemaran lingkungan limbah B3 serta nilai plus untuk menjadi ide peluang usaha bagi UMKM yang berada di RW 05 Kelurahan Gondoriyo, Kecamatan Ngaliyan. Bahan - bahan pembuatan sabun ini sangat mudah, antara lain NaOH/soda api, minyak jelantah, air suling/air demineralisasi, pewangi, serta arang. Agar mendapatkan output yang maksimal, pembuatan sabun minyak jelantah ini dipraktikan secara  langsung dengan ibu-ibu PKK dan juga UMKM yang berada di kawasan RW 05. Dengan harapan masyarakat RW 05 Desa Gondiriyo lebih sadar terhadap kebersihan diri, menjaga lingkungan dari pencemaran limbah B3 dan kreativitas dalam pengolahan bahan-bahan bekas untuk dijadikan produk yang dapat digunakan kembali dengan nilai jual yang tinggi.
program edukasi dan praktik pembuatan sabun kepada ibu-ibu PKK dan pelaku UMKM di RW 05 Kelurahan Gondoriyo dilakukan pada minggu kelima setelah pembukaan KKN Tim 2 Universitas Diponegoro. Program dijalankan setelah melakukan survey serta koordinasi dengan ketua bank sampah RW 05 dan ibu - ibu pengurus PKK pada minggu kedua dan ketiga. Program ini diakhiri dengan memberikan poster dan video prosedur pembuatan sabun cuci tangan untuk kemudahan edukasi lanjutan bagi ibu-ibu PKK, pelaku UMKM, serta masyarakat RW 05
Penulis: Imam Muda Al-Hakim Mahasiswa Teknik Kimia, Departemen Teknik, Fakultas Teknik, UNDIP
Dosen Pembimbing Lapangan: Ir. Bambang Sulistiyanto, M.Agr.Sc., PhD., I.P.U.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H