DARI CINTA BERUJUNG BENCI
Imamal Muttaqien
Mahasiswa Pasca UIN Mataram
Ketika rasa cinta telah tumbuh di dalam jiwa setiap insan maka akan tumbuh pula kesetiaan dan kasih sayang.
 Rasa kasih sayang yang selalu di pupuk dengan prinsip-prinsip keimanan akan menjadikannya awet dan bertahan lama di bandingkan rasa kasih sayang yang dibangun dengan prinsip-prinsip yang bertolak belakang dengan keimanan, mengapa bisa demikian? karena di dalamnya terdapat bimbingan sang Ilahi.Â
Rasa cinta yang tulus dan mendalam tidak dapat dicapai oleh setiap insan tanpa adanya proses yang panjang, tanpa melewati pasang surut dari sebuah kehidupan berpasangan.Â
Ketenangan sangat erat kaitannya dengan jiwa atau hati, jiwa yang di penuhi dengan rasa sedih dan gundah akan terpancar dari cerminan wajah. Faktor kebahagiaan pada setiap insan dalam menjalani kehidupan berkeluarga berbeda-beda. Bagi sebagian suami yang mendahulukan kecantikan sebagai simbol kebahagiaannya maka suatu saat jika kecantikan itu menghilang dan pudar maka kebahagiaan akan ikut sirna dan hilang dari pasangannya. Andaikan kebahagiaan tersebut terletak pada banyaknya harta maka tatkala harta tersebut menghilang maka kebahagiaan tersebut ikut menghilang, tetapi jika kebahagiaan di landaskan dengan kepada sang pencipta, maka itulah kebahagiaan yang paling sempurna.
Betapa banyak dari pasangan suami istri yang kandas dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Ketika terjadinya pernikahan antara dua insan melambangkan kecintaan di antara keduanya.Â
Cinta yang di penuhi dengan hawa nafsu semata sangat mungkin berpaling kepada orang lain yang lebih anggun, menawan dan mempesona kemudian akan menyebabkan timbulnya rasa bosan terhadap pasangan. Dari sinilah benih-benih kebencian akan timbul di antara keduanya.
 Ada banyak faktor dan alasan yang menjadi sebab timbulnya rasa benci dari pasangan di antaranya adalah kurang handal dalam mengendalikan emosi dan tidak merasa puas terhadap pasangan. Ada beberapa hal yang akan menjabarkan dua poin di atas di antaranya:
Sebuah harapan namun tidak terpenuhi
Dalam hal ini ketika setiap pasangan menuntut sebuah kesempurnaan dari pasangannya yang mustahil untuk di capai dan terlaksana maka akan timbul rasa kecewa yang akan menimbulkan benih-benih kebencian di antara keduanya. Sebuah kesempurnaan di atas muka bumi ini adalah hal yang mustahil namun sebagian orang mengharapkan hal tersebut.
Tidak adanya komunikasi yang baik
Bagaimana bisa jika setiap permasalahan rumah tangga yang kecil bisa menjadi besar kalau bukan salah satu sebabnya adalah tidak adanya komunikasi yang baik di antara keduanya. Masalah yang besar bisa terselesaikan dan menjadi kecil jika terjalin komunikasi dengan baik di antaranya.
Berkurangnya aktivitas di atas ranjang
Salah satu dari tujuan pernikahan adalah melakukan hubungan dengan pasangan. Pekerjaan yang menumpuk dari sisi suami dan adanya anak dari sisi istri kadang memiliki andil dalam berkurangnya aktivitas atas ranjang di antara keduanya, karena dua hal tersebut telah memakan banyak tenaga.
PerselingkuhanÂ
Hal yang paling krusial di dalam kehidupan berkeluarga adalah adanya pihak ketiga yang masuk ke dalamnya. Suami maupun istri harus bisa menjaga diri karena di tengah gempuran zaman yang begitu keras kerap kali menimpa sebuah pasangan.
Kesimpulannya adalah lima faktor di atas bukan menunjukkan pembatasan, namun ada banyak hal yang mempengaruhi cinta menjadi benci yang tidak tertulis di dalamnya.Â
Tapi hendaknya kita selalu mengingat bahwasanya benci itu bisa kapan saja menghampiri namun hal yang perlu di ingat dan di mengerti adalah jangan lupa meminta tolong kepada sang pencipta karena dialah yang akan mengubah benci menjadi cinta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H