Mohon tunggu...
Imam Mahmudi
Imam Mahmudi Mohon Tunggu... Konsultan - Creative Thinker

Traveler, lifelong learner, pengamat lini masa dan seorang bapak muda 😁 Yuk saling follow!

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Menulis (Jangan) Tanpa Pamrih!

8 Januari 2016   00:39 Diperbarui: 8 Januari 2016   01:02 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menulis itu mudah! Hanya saja jika kita mau. Rutinitas dan kesibukan membuat lupa bahkan malas dengan aktivitas menulis, atau mungkin berpikir, bahwa menulis adalah bukan sesuau yang produktif, ini hanyalah sedikit dari banyak alas an mengapa sukar sekali untuk menulis, untuk berbagi pengalaman, menyebarkan cerita, atau menganalisa sesuatu agar bisa dibaca dan dinikmati oleh banyak orang.

Ketika aktvitas menulis bukan lagi sebagai kegiatan yang hanya untuk mengisi waktu luang, menulis menjadi suatu hal kewajiban, bagi seorang marketer, jurnalis, atau blogger yang lagi dapat job review sebuah produk. 

 

Ya, saat ini saya sedang berada di lingkungan yang menulis harus dengan pamrih, menuangkan ide dan pikiran sesuai dengan pesanan atau order. Like or dislike tidak lagi ditentukan oleh saya sebagai penulis, tapi ditentukan oleh market, trend, juga pemesan, inilah iklim industri kreatif, karena menulis salah satu kreativitas. Bukanlah hal yang mudah untuk berada di situasi seperti ini.

Jika dulu Pramoedya Ananta Toer pernah bilang: 

“Menulis adalah sebuah keberanian…” dan

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah” (Rumah Kaca, h. 352)

Saya harus sepakat dengan kalimat tersebut, karena menulis adalah cara berkomunikasi tingkat tinggi dengan segala kesulitan dan kendalanya. Apalagi jika menulis sudah masuk ke ranah industri. Selama ada demand and supply, selama itu aktivitas menulis akan dibutuhkan.

Bagi saya dan beberapa rekan kerja yang berada di industri kreatif, jika ingin dan masih berada di lingkungan ini, mau tidak mau harus berdamai dengan realita yang ada. Pergulatan ide dan realita, serta profesionalisme campur aduk untuk dapat melahirkan karya ketik yang bisa diterima.

Jika biasanya menulis cukup hanya menggunakan Ms. Word, kami juga harus menggunakan Ms. Excel untuk menuliskan suatu hal, dengan formula Excel yang membatasi banyaknya karakter , misalnya jika tulisan akan ditayangkan di Twitter sebagai media. Ms, Power Poin, kami juga harus menulis dengan menarik, simple, dan menggugah dengan format file .ppt atau pdf.

Kami di industri kreatif, khususnya media daring atau digital harus menulis agar mendapatkan attention, engagement, traffic, bahkan conversion. Tulisan kami akan ditayangkan dengan label Sponsored di Facebook, Promoted tweet di Twitter, atau banner di media di kanan atau atas terpampang seperti di Kompasiana dengan label Ad Choices atau Ads by Google.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun