Saya lahir di Kampung Rambutan, Jakarta Timur dan dibesarkan di Pondok Gede, Kota Bekasi. Bingung kalau ditanya mudik kemana? Namun, setelah menikah dengan perempuan asal Slawi, Kabupaten Tegal, pertanyaan tersebut bisa dengan mudah saya jawab.
Masa kecil dengan lokasi yang berpindah-pindah membuat saya tidak terlalu lekat akan pengalaman yang kebanyakan orang alami. Orang tua saya perantau di Ibu Kota, beberapa kali kami berpindah lokasi tempat tinggal, karena mengontrak. Memiliki orang tua perantau menjadi cerita tersendiri akan masa kecil.
Ibu berasal dari Pemalang dan bapak dari Pekalongan, dulu, sering sekali saya pasti akan ikut mudik ke 2 daerah tersebut. Namun, saya tidak mengalami masa kecil di sana. Sekali lagi, saya bingung apa yang saya rindukan di kampung halaman saya?
Benar bahwa jodoh itu sudah diatur Yang Maha Kuasa, saya menikah dengan perempuan asal Slawi, Kabupaten Tegal, masih ke arah Selatan dari Kota Tegal.
Setiap kali saya ke rumah mertua, mudiknya istri, pasti ada beberapa hal yang harus kami lakukan di Slawi, seperti kami pasti akan makan di Warung Sate Bu Tomo Slawi, warung makan yang khusus menyajikan sate kambing muda dan sop. Menu yang selalu saya pesan ketika berkunjung ke sana.
Seperti mudik tahun ini, kami tiba di Slawi jam 1 dini hari, keluar di Pintu Tol Adiwerna. Rumah mertua masih ke arah Selatan, dan pasti melewati Warung Sate Bu Tomo.
Selain itu, saya pasti akan mengajak ke tempat wisata sekitar Slawi. Pernah kami berkunjung ke Guci. Namun, mudik ini kami tidak ke sana, maklum musim liburan pasti banyak pengunjung lainnya yang menjadikan Guci sebagai tujuan wisata mereka, dan dapat dipastikan jalananpun akan macet. Akses menuju Guci jalanannya naik-turun, dengan kondisi macet akan cukup melelahkan perjalanannya.
Selain Guci objek wisata di Kab. Tegal, mudik tahun ini saya juga berkunjung ke Waduk Cacaban. Lokasi wisata yang baru saja direvitalisasi. Akses menuju ke sana juga lumayan dengan jalur naik-turun.