Apa hidangan di ruang tamu yang ditunggu-tunggu saat momen lebaran? Kalau saya di antaranya adalah dodol Betawi. Yup! Jajanan berwarna cokelat atau ada juga yang hitam dengan tekstur kenyal dan rasa manis.
Jajanan dodol Betawi yang menghiasi ruang tamu di rumah orang tua saya biasanya pemberian dari Adik Ipar, maklum dia ini anak Betawi tulen, malah biasanya di rumah orang tuanya jelang lebaran orang-orang pada sibuk masak Dodol Betawi.
Dodol Betawi merupakan salah satu kue tradisional khas Betawi yang terbuat dari campuran tepung ketan, gula aren atau gula kelapa, dan santan kelapa yang dimasak dengan api kecil selama beberapa jam hingga mengental dan berwarna cokelat.
Dodol Betawi memiliki makna yang cukup dalam bagi masyarakat Betawi dan Indonesia pada umumnya.
Secara simbolis, dodol Betawi dapat diartikan sebagai simbol kesabaran dan ketelatenan dalam mencapai sesuatu.
Proses pembuatan kue dodol Betawi yang membutuhkan waktu yang cukup lama dan sabar dalam mengaduk adonan hingga mencapai tekstur yang pas dapat menjadi simbol kesabaran dalam menyelesaikan tugas atau mencapai tujuan yang diinginkan.
Selain itu, dodol Betawi juga sering dikaitkan dengan nilai gotong royong dalam masyarakat Betawi.
Pada zaman dahulu, pembuatan dodol Betawi dilakukan secara gotong royong oleh seluruh anggota masyarakat setempat. Proses pembuatan kue ini tidak hanya menjadi acara yang menyenangkan untuk bersilaturahmi, tetapi juga menjadi momen untuk saling membantu dan memperkuat tali persaudaraan antar sesama anggota masyarakat.
Di samping itu, dodol Betawi juga memiliki nilai sosial ekonomi. Kue dodol Betawi merupakan salah satu jenis makanan tradisional yang masih sangat populer dan banyak diminati masyarakat, terutama pada saat perayaan Hari Raya Idul Fitri. Hal ini menjadikan kue dodol Betawi sebagai salah satu komoditas ekonomi yang penting bagi masyarakat Betawi.