Wa m khalaqtul-jinna wal-insa ill liya'budn.
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku." (QS. Adz-Dzariyat: 56).
Saudaraku, bukankah engkau tahu bahwa dunia ini hanya sementara? Namun mengapa engkau begitu mencintainya seolah-olah akan tinggal selamanya? Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
Kun fid-duny ka-annaka gharbun aw 'biru sabl.
"Hiduplah di dunia ini seakan-akan engkau adalah orang asing atau seorang pengembara." (HR. Bukhari, no. 6416).
Kematian mendadak adalah ujian terbesar bagi mereka yang lalai. Ia mengingatkan kita bahwa dunia ini tidak abadi. Amal adalah satu-satunya bekal, dan akhirat adalah tujuan akhir. Jangan sia-siakan kesempatan yang Allah berikan. Perbaikilah dirimu, tinggalkan kelalaian, dan bersiaplah sebelum waktu itu tiba.
Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata:
Innama anta ayym, kullam dzahaba yawmun dzahaba ba'uk.
"Sesungguhnya engkau hanyalah kumpulan hari-hari. Setiap kali berlalu satu hari, sebagian dari dirimu pun hilang." (Ibnul Jauzi, Shaidul Khatir, hlm. 406).
Maka sadarlah, wahai jiwa yang terlena. Jangan pelit kepada dirimu sendiri. Dunia ini tak lebih dari bayangan, sementara akhirat adalah hakikat. Investasikan waktumu untuk kebaikan, jangan biarkan detik-detik hidupmu berlalu tanpa makna. Sebelum ajalmu tiba, sebelum nafas terakhirmu terhenti, jadikan setiap langkahmu sebagai jalan menuju ridha Allah.
Allah berfirman:
Kullu nafsin dz'iqatul-maut, wa innam tuwaffawna ujrakum yaumal-qiymah, fa man zzia 'anin-nri wa udkhilal-jannata faqad fz, wa mal-aytud-duny ill mat'ul-ghurr.
"Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya." (QS. Ali 'Imran: 185).
Saudaraku, inilah saatnya untuk bertobat, untuk memperbaiki langkah, dan untuk menyelamatkan diri sebelum segalanya terlambat. Jangan tunggu sampai dunia ini menjadi sia-sia, ketika amal adalah satu-satunya yang tersisa, dan Allah adalah satu-satunya tempat kembali.
Gus Imam