Mohon tunggu...
Imam  Yuwono
Imam Yuwono Mohon Tunggu... Dosen - Optimis dan kerja keras

kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas, kerja ikhlas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hadiah Panjat Pinang dan Mahasiswa

30 Agustus 2016   17:24 Diperbarui: 30 Agustus 2016   17:29 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dipenghujung bulan Agustus, sisa suasana semarak perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan R,I ke 71, masih terasa. Bendera Merah Putih masih berkibar dihampir tiap-tiap rumah sepanjang gang dan jalan raya. Umbul-umbul kemeriahan pun masih tegak berdiri mengiasi hampir disetiap perkampungan, terlebih perkampungan di ibu kota Jakarta atau wilayah pinggirannya. Warna warni bendera dan lampu menghiasi berbagai sudut halaman, taman, dan perkantoran. Semua demi menyambut hari kemenangan bangsa Indonesia.

Selain meriahnya hiasan warna-warni itu, gapura di depan jalan atau gang pun, menjadi sasaran untuk menjadikan hiasan pintu “gerbang kemegahan” untuk memasuki wilayah kampung. Tidak Ketinggalan lomba-lomba untuk menyemarakan dan meramaikan hari yang paling bersejarah bagi bangsa Indonesia. Banyak sekali lomba yang di adakan tak terkecuali lomba panjat pinang. Panjat pinang sudah menjadi ciri khas dari hari Kemerdekaan. Begitulah suasana perayaan kemerdekan dibeberapa pinggiran kampung kota metropolitan,  beberapa pekan lalu.

Sebuah pohon pinang yang tinggi dan batangnya dilumuri oleh pelumas disiapkan oleh panitia perlombaan. Di bagian atas pohon tersebut, disiapkan berbagai hadiah menarik untuk peserta yang mau bersusah payah memanjat batang pohon yang biasanya dari pohon pinang. Sejarah Panjat pinang ternyata bermula saat zaman penjajahan Belanda dulu. Orang Belanda di Indonesia mengadakan lomba panjat pinang untuk merayakan hajatan seperti pernikahan, ulang tahun dan lain-lain.

Uniknya pesertanya adalah penduduk pribumi, yang antusias mengikutinya karena hadiah yang digantung di puncak adalah bahan-bahan yang dibutuhkan penduduk pribumi kala itu seperti bahan makanan dan pakaian.

Konon, para Belanda itu tertawa menyaksikan “kebodohan” orang pribumi yang mau berebut barang yang dianggap sepele oleh mereka. Namun di balik itu, ada filosofi luhur yang terkandung dalam permainan ini seperti kerjasama dan kerja keras.

Kini, panjat pinang ini seperti menjadi permainan yang wajib ada dalam perayaan kemerdekaan Bangsa Indonesia. Jika dulu hadiahnya hanya berupa bahan yang dibutuhkan untuk hidup sehari-hari, kini hadiahnya pun tidak main-main seperti alat elektronik bahkan motor.

Bahkan dalam perkembangannya, pohon yang digunakan dalam perlombaan panjat pinang tidak lagi melulu pohon pinang, tapi juga bisa pakai bambu atau pohon pisang yang digantung dan diberi pelicin. Faktor yang memengaruhi pergeseran itu karena mahalnya harga pohon pinang dan semakin jarangnya persediaan pohon tinggi tersebut.

Apa makna dari seorang dalam menggapai sebuah hadiah (baca: prestasi) bagi mahasiswa dalam meraih harapan dan cita-citanya. Lihatlah, saat seorang memanjat pohon pinang yang dilumuri pelicin. Betapa sulitnya saat berpijak. Mereka membutuhkan kerja keras untuk menaiki. Kondisi itu tidak jauh berbeda dengan kita sebagai mahasiswa, ketika harus menyelesaikan perkuliah dalam satu semester ke semester berikutnya. Kerja keras dan “licin” untuk mengakhiri setiap tugas dan ujian di akhir semester. Namun berkat kerja keras dan usaha yang tak mengenal lelah, satu semester dapat diselesaikan, kemudian memulai lagi, sampai semester berikutnya, hingga pada akhirnya “hadiah panjat pinang” sebagai kiasan menyandang gelar akademik dapat diraih dan diselesaikan dengan bahagia.

Dalam proses perolehan “hadiah panjat pinang” tidak terlepas dari kerja sama. Demikian pula, saat menyelesaikan studi. Kerja sama antarmahasiswa menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sebuah keberhasilan. Sebuah kegiatan akan gagal, jika kerja sama tidak terbangun. Saling berbagi dalam informasi, dan saling berbagi karena memiliki keunggulan kompetensi yang dimiliki, menjadi bagian yang saling membutuhkan diantaranya, sehingga dapat menumbuhkan keakraban di antara mahasiswa, agar terjadi transfer informasi tentang pengembangan penalaran dan kreativitas mahasiswa, serta organisasi kemahasiswaan yang ada di kampus. Pada akhirnya, tidak akan diperoleh “hadiah panjat pinang” jika diantara mahasiswa berjalan sendiri dan menjaga gengsi tanpa berbagi.

Kerja keras, kerjasama tim, komunikasi saat menaiki meter demi meter pohon pinang, menjadi modal utama dalam meraih “hadiah panjat pinang”. Demikian pula saat kita menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi. Kerja keras mahasiswa menjadi power utama dalam menyelesaikan tugas dan karya. Kerjasama antarmahasiswa merupakan “nutrisi” untuk saling menyemangati diantara kita. Sedangkan komunikasi menjadi media untuk mempererat kerjasama, sekaligus  menjadi sumber inspirasi dan motivasi untuk berbagi.

Hadiah panjat pinang” tinggal beberapa sentimeter lagi. Hayo semangat ! Seperti Pahlawan kita yang maju di medan perang. Majuuuu....Serbuuuu... demi sebuah prestasi gemilang sebagai pahlawan pendidikan dalam meraih kesarjanaan untuk menempuh kehidupan masa depan.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun