Mohon tunggu...
Imam Uddin Hanief
Imam Uddin Hanief Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hanya ingin berbagi melalui tulisan dan pengalaman

Traveler, Nulis sesukanya, bukan hobi tapi hanya berbagi, hanya sekedar manusia yang ingin lebih berkontribuasi untuk negeri

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Perbedaan Bis AKAP di Indonesia Dengan Bas Express di Malaysia Dan Singapura

28 September 2014   21:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:11 987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam rentang waktu seminggu ini saya sudah merasakan naik bus dari 2-3 negara yang berbeda. Pertama dari Indonesia, kedua dari Malaysia dan Singapura. Bis yang saya naiki merupakan bis antar provinsi atau kalau di negara lain mungkin antar bagian (state). Berikut perbedaan yang paling kelihatan versi saya:

1. Kenyaman

Pertama kali yang dirasakan dan dilihat jelas dari bodi bis. Tapi ini bukan perbedaan mencolok. Saat memasuki isi dalam bis lah baru kelihatan bedanya.

Kalau bis antar provinsi di Indonesia, rata-rata menggunakan kursi 3-2 atau 2-2, sehingga kursinya pun menyesuaikan ruangan yang ada. Sedangkan kalau bas express di Malaysia/Singapura menggunakan kursi 2-2, atau 2-1. Dengan ukuran yang sama tapi jumlah kursi yang lebih sedikit, jelas lebih besar ukuran kursi bas express di Malaysia/Singapura. Ditambah lagi di setiap kursi ada sandaran kakinya. Tambah nyaman tho, tidak kalah dengan kursi pesawat GA, itupun yang cuma ada sandaran kakinya hanya untuk kelas bisnis.

2. Asisten Supir alias Kondektur.

Di Indonesia, keberadaan kondektur dalam setiap bis sangat vital peranannya setelah supir. Mulai dari menarik karcis, mencari penumpang, membantu membawakan masuk atau keluar bagasi penumpang, memberi tanda kalau bis mau menyalip, sampai membantu mengatur parkir bis. Tapi hal ini tidak akan ditemui saat naik bas express di Malaysia maupun Singapura. Tidak ada yang namanya kondektur, semua dikerjakan supirnya sendiri. Hebat kan si supir, bisa multitasking. Kita harus tetap bangga dengan bis Indonesia. Dengan adanya kondektur, setidaknya membuka lapangan pekerjaan bagi yang membutuhkan.

3. Kecepatan

Nah ini perbedaan paling mencolok berikutnya. Siapa sih yang tidak tahu kecepatan bis di Indonesia. Meskipun jalanan sedang macet, tetap saja bisa melaju dengan kecepatan 80km/jam di bahu jalan. Tapi ini yang tidak akan ditemui di Malaysia atau Singapura. Mereka tertib, kecepatannya selalu sama, rata-rata hanya 60 km/jam. Itu juga berlaku meskipun lewat tol dan jalanan sedang super sepi. Bagi yang suka fast and furious pasti geram kalau naik bas express, inginnya menggantikan si supir dan menekan pedal gas dalam-dalam.

Itu saja menurut saya perbedaan yang paling kelihatan. Kalau pembaca punya pendapat lain silakan ditambahkan atau dikoreksi.

Have a nice weekend

Ditulis selama perjalanan dari Jogja ke Surabaya naik bis AKAP.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun