Mohon tunggu...
Imam Uddin Hanief
Imam Uddin Hanief Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hanya ingin berbagi melalui tulisan dan pengalaman

Traveler, Nulis sesukanya, bukan hobi tapi hanya berbagi, hanya sekedar manusia yang ingin lebih berkontribuasi untuk negeri

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Hidup Penuh Target, Bahkan Untuk Mencari Donatur Zakat

1 Maret 2012   07:19 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:41 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13305860481150413359

[caption id="attachment_174375" align="aligncenter" width="423" caption="ilustrasi, sumber : photo-dictionary.com"][/caption] Siang ini seperti biasa, melepas penat di masjid dekat kantor. Selepas mengajukan proposal ke Gusti Allah, lanjut buat menyandarkan badan dan kepala di serambi. Di kanan dan kiri saya sudah bersandar masing-masing seorang lelaki. Lelaki di kanan sudah terlihat pulas dengan mimpinya. Sedangkan yang ada di kiri nampak sibuk bermain dengan isi tasnya. Saya pun tak mau ketinggalan dengan lelaki di kanan saya, mencoba menarik nafas dalam-dalam dan menutup mata. Belum semenit berlalu, lelaki di sebelah kiri mengagetkan saya. Ia menyodorkan secarik brosur, kemudian menjelaskan maksud serta tujuannya. Saya buka dan baca bagian tengah brosur, sembari mendengar penjelasan lelaki kurus dan berambut ikal itu. Ternyata ia tengah mencari orang yang mau menjadi donatur di lembaga penyalur zakat tempatnya bekerja. Jujur, saya tak berminat untuk menjadi donatur di tempatnya. Bukannya melanjutkan istirahat siang, tapi saya tertarik untuk mengenal lebih jauh lelaki yang mengagetkan istirahat saya. Saya pun mengajukan beberapa pertanyaan ke lelaki dengan tinggi sekitar 160 cm ini. Ia menjelaskan kalau ia berasal dari Sukoharjo, Solo. Kemudian pindah ke Surabaya sekitar tahun 2003. Sebelum bekerja di lembaga zakat, ia sudah beberapa kali merasakan pekerjaan di tempat lain. Dan  di lembaga zakat tersebut, ia baru merasakan selama setengah bulan. Lelaki ini bekerja mencari orang untuk menjadi donatur, mungkin pemikiran anda sama dengan saya, lelaki ini pasti orang sales/marketing/apalah istilahnya di lembaga itu. Sepengatahuan saya, orang marketing pasti selalu berurusan dengan target. "Apa iya, lembaga zakat memberlakukan sistem target dalam mencari donatur?", pertanyaan itu muncul dari dalam hati dan saya lemparkan pertanyaan itu ke lelaki marketing itu. Ia memberi perjelasan ngalor ngidul. Saat saya potong penjelesannya dan langsung menanyakan apa targetnya sejumlah orang, ternyata jawabnya tidak. Ia menjelaskan kalau targetnya adalah nominal sekian rupiah setiap bulannya. Wuihhhh... otak saya mulai berputar cepat. Dan timbul pertanyaan yang tak mungkin saya ajukan ke lelaki itu. "Masa iya lembaga penyalur zakat menjalankan sistem harus mendapat nominal sekian rupiah setiap bulan ke pekerjanya?" "Apa lembaga zakat juga seperti perusahaan komersial, yang mengejar target agar perusaahan tidak gulung tikar?" "Kalau tidak untuk komersial, lantas seperti apa sistem target di lembaga zakat itu?" Jam istirahat sebentar lagi mencapai pukul 1 siang. Tanpa mendapat jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, saya berpamitan dengan lelaki itu sembari berdoa agar pekerjaannya lancar. Mungkin para kompasianer bisa memberi pencerahan pada saya yang kurang pengetahuan ini, tentang sistem target tersebut. Selamat Siang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun