Manusia hidup di dunia ini tak lepas dari tugasnya untuk memenuhi setiap kebutuhan hidup. Apa itu kebutuhan hidup? Mungkin yang pertama ada dibenak kita semua adalah makan. Yup, makan merupakan salah satu kebutuhan hidup. Tanpa makan, kita akan jadi loyo, letih, lesu, dan tak bersemangat menjalani hidup. Tapi ternyata bukan hanya makan saja yang menjadi kebutuhan hidup. Psikolog Amerika, Abraham Harold Maslow mengemukakan bahwa ada lima tingkat kebutuhan dasar manusia, atau yang dikenal dengan piramida kebutuhan Maslow. Mari kita bahas satu per satu.
1. Kebutuhan Dasar Jasmani
Pada tingkatan pertama merupakan kebutuhan paling mendasar yang dimiliki oleh semuanya. Meliputi bernafas, makan, minum, tidur,dan seks. Jika melihat dari macam-macamnya, maka kebutuhan ini bukan cuma dimiliki manusia, tapi hewan juga. Pemenuhan kebutuhan jasmani ini pada dasarnya dilakukan hanya untuk bertahan hidup. Tanpa bernafas, makan, minum dan tidur yang cukup tentu kita bisa mati. Bila kita tidak mampu mengontrol diri untuk pemenuhan kebutuhan yang satu ini, (maaf) berarti kita sama dengan hewan.
2. Kebutuhan Keamanan
Bila urusan perut sudah terpenuhi, kebutuhan berikutnya yang harus dipenuhi adalah keamanan diri. Mari flashback saat masih jaman berburu. Manusia di masa awal dulu harus mencari makan dimana pun dan kapan pun dengan berburu, bahkan tidak peduli dengan bahaya yang mengintainya. Tapi setelah mendapat apa yang diinginkan, secara bertahap mulai memikirkan keamanan diri sendiri. Mulai dari menggunakan alat berburu semacam tombak, panah, maupun senapan yang lahir di jaman modern. Pemenuhan kebutuhan keamanan diri masih menyangkut dengan keselamatan atau bertahan hidup. Terlalu protektif terhadap diri sendiri terkadang baik tapi terkadang juga tidak baik. Sisi baiknya adalah menjadi waspada, tapi bila berlebihan kita akan mudah mencurigai setiap orang yang mendekat.
3. Kebutuhan Hubungan Sosial
Kelompok dan cinta merupakan macam dari kebutuhan hubungan sosial. Berbeda dari dua tingkat kebutuhan sebelumnya yang hanya melibatkan diri sendiri, hubungan sosial melibatkan orang-orang di sekitar kita. Ketika pemenuhan hubungan sosial ini terlalu berlebihan dampaknya juga tidak baik. Laki-laki boleh punya rasa cinta ke wanita atau sebaliknya, tapi jika berlebihan, frustasi dan tindakan bodoh sering kali jadi pelarian. Ambil contoh kondisi pemuda-pemudi jaman sekarang. Coba hitung ada berapa banyak korban bunuh diri akibat cintanya ditolak.
Mau menyusul??? Jangan yee...
4. Kebutuhan Pengakuan Sosial
Masih sama dengan tingkat ketiga, kebutuhan pada tingkat ini juga melibatkan kelompok. Kebutuhan pengakuan sosial boleh jadi harus terpenuhi karena manusia pada dasarnya haus akan tahta. Berlebihan dalam pemenuhan kebutuhan pengakuan sosial juga tidak baik. Beberapa waktu yang lalu kita telah melewati pilpres maupun pileg. Bila mengamati lebih teliti di spanduk atau baliho kampanye, nama-nama calon tertulis lengkap dengan gelarnya, Prof, Dr, Drs, H., Hj, S,xx, M,xx, dan lain-lain. Menurut saya, pencantuman gelar itu tidak lain dan tidak bukan hanya untuk menunjukan ke pemilih bahwa calonnya itu intelek lho dengan gelar Dr atau Prof, atau calonnya itu agamis lho dengan gelar H atau Hj. Saat masih pemilihan menggunakan gelar sebanyak-banyaknya, dan saat sudah terpilih bisa jadi memanfaatkan posisi kekuasaan yang ada dengan menggarong uang negara. (Semoga yang terpilih barusan tidak seperti itu).
Kalau saya sendiri sih tidak perlu banyak-banyak gelar, yang penting kita semua nanti akan sama-sama punya gelar yang sama yakni Alm, tapi yang jelas sebelum mendapat gelar itu harus ada karya meskipun sederhana semacam berbagi tulisan ini.