Mohon tunggu...
Imam Setiawan
Imam Setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Tantangan Berat Mengatasi Keterbatasan Ekonomi dengan Anak Berkebutuhan Khusus

12 April 2024   22:23 Diperbarui: 13 April 2024   10:38 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kondisi Keluarga

Responden yang kami temui adalah seorang laki-laki berusia 60 tahun, bernama pak Ali, dia adalah suami dari ibu Nur Fitriani yang berusia 50 tahun. Mereka berdua memiliki satu orang anak laki-laki yang berusia 17 tahun yang mengalami masalah kesehatan atau gangguan mental sehingga membuatnya tidak dapat mengikuti pendidikan seperti anak-anak pada umumnya. 

Anaknya menamatkan pendidikan SMP dan sekarang tersendat 4 tahun. Awalnya anak mereka pernah dirawat di rumah sakit dengan bantuan dinas sosial dan sudah mulai membaik. Lalu setelah selesai perawatan, anak tersebut masih mengalami gangguan jiwa dan disarankan untuk dibawa ke rumah sakit jiwa, tetapi orang tuanya tidak mampu karena biaya yang mahal.

Mereka berdua ingin menyekolahkan anaknya tetapi mereka tidak tahu harus berbuat apa. Anak yang saat ini seharusnya menempuh pendidikan seperti anak-anak lainnya, tetapi karena kondisi kesehatan serta diperparah dengan kondisi ekonomi membuat keluarga ini sulit untuk keluar dari zona kemiskinan. Anak mereka hanya bisa berdiam diri di dalam kamar setiap hari dan bermain smartphone karena apabila sampai stres maka dikhawatirkan akan mengalami gangguan mental kembali.

Sudah tiga tahun lebih mereka tinggal di Rusunawa yang beralamat di Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Pontianak Selatan, Kota Pontianak, dengan biaya sewa Rp150.000 tiap bulannya. Dalam hal pendidikan, pak Ali sempat menempuh pendidikan SD namun akhirnya memutuskan untuk berhenti sekolah karena keterbatasan ekonomi, sedangkan ibu Nur Fitriani hanya menamatkan pendidikan hingga jenjang SMP.  

Dalam mencari nafkah, pak Ali bekerja serabutan yang biasanya bekerja sebagai tukang bangunan yang biasanya bekerja selama seminggu dengan upah perharinya Rp100.000. Sedangkan ibu Nur Fitriani bekerja sebagai tukang bersih-bersih di studio dengan upah perbulannya Rp400.000 dan di toko sepeda dengan upah perbulannya Rp350.000.

Keluarga Pak Ali dan Ibu Nur Fitriani selama tinggal di Rusunawa telah beberapa kali menerima bantuan baik dari pemerintah maupun organisasi non pemerintah, yang diterima dengan frekuensi sekali atau dua kali dalam satu tahun.

Kondisi Rumah beserta Aset yang dimiliki

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

Pak Ali dan Ibu Nur Fitriani beserta anaknya tinggal di Rusunawa yang berdiri di atas tanah ukuran berkisar 130 x 50 m, dengan ukuran tiap pintunya berkisar 5 x 3 m. Tiap pintu hanya memiliki 2 ruangan, yakni WC dan bilik kecil untuk mandi dan mencuci. Dinding bangunan rumah seluruhnya tembok dengan lantai dari keramik dan atap rumahnya terbuat dari genteng. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun