Mohon tunggu...
Imam Sofarudin Latif
Imam Sofarudin Latif Mohon Tunggu... Guru - Guru Multimedia SMKN 1 Kaligondang

saya memiliki hobi olahraga dan mencoba sesuatu yang baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Koneksi Antar Materi Modul 1.1 Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara

31 Agustus 2023   14:41 Diperbarui: 31 Agustus 2023   14:53 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Assalamualaikum Wr.Wb

Perkenalkan nama saya Imam Sofarudin Latif, S.Kom. Saya calon guru penggerak angkatan 9 dari SMKN 1 Kaligondang Kabupaten Purbalingga. dalam kesempatan ini Saya akan menyampaikan kesimpulan dan refleksi terhadap materi modul 1.1 tentang pemikiran Filososfi pendidikan Ki Hadjar Dewantara.

Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan dan kebudayaan saling terkait dan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Bagi Ki Hajar Dewantara, pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk kebudayaan atau cara hidup masyarakat.

Ki Hadjar menjelaskan bahwa tujuan pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang dimiliki oleh anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebanyak mungkin, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Pemikiran Ki Hadjar menyoroti peran utama guru sebagai penuntun, membimbing anak-anak sesuai dengan kodrat alam yang telah ada sejak lahir, termasuk bakat dan kondisi lingkungan di mana mereka tumbuh besar. Anak-anak perlu diajar sesuai dengan kodrat alam mereka dan lingkungan di sekitar tempat tinggal mereka. Pendekatan pendidikan yang mempertimbangkan konteks sosial dan budaya seperti ini diyakini akan lebih meningkatkan kebahagiaan anak-anak. Di tengah situasi pendidikan saat ini, pandangan Ki Hadjar masih relevan, terutama mengingat keragaman Indonesia sebagai negara kepulauan. Negara ini memiliki beragam budaya dan terbagi oleh lautan

Dalam pandangan Ki Hajar Dewantara, pendidikan yang baik adalah yang tidak hanya memberikan pengetahuan akademik, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai kehidupan dan mengembangkan potensi kreativitas serta kepribadian anak. Pendidikan harus dapat menginspirasi anak-anak untuk menjadi individu yang bertanggung jawab, memiliki rasa kepedulian terhadap sesama, dan menghormati serta melestarikan kebudayaan yang ada.

Konsep KHD dalam pendidikan Indonesia mencakup ide-ide untuk mengembangkan warga negara yang memiliki rasa cinta tanah air (kebangsaan), peduli terhadap sesama manusia (humanisme), serta mampu beradaptasi dengan perubahan dan kemajuan (dinamika). Guru memiliki peran penting dalam membentuk karakter siswa melalui penerapan konsep ini.

Kemerdekaan guru dalam menjalankan aktivitas mengajar dapat bervariasi tergantung pada berbagai faktor, seperti kurikulum sekolah, kebijakan pemerintah, dan budaya sekolah. Namun, dalam banyak kasus, guru memiliki kebebasan untuk merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan mengaplikasikan metode pengajaran yang kreatif dan inovatif.

Pandangan Ki Hadjar tentang tujuan pendidikan pendidikan adalah untuk membimbing anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebaik-baiknya, baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari masyarakat. Ki Hadjar menekankan peran esensial guru sebagai penuntun, membimbing anak sesuai dengan kodrat alam dan konteks sosial budaya di mana mereka tinggal.

Pendekatan ini diyakini lebih efektif dalam mencapai kebahagiaan anak, karena menghargai dan memahami kodrat serta latar belakang mereka. Dalam konteks pendidikan saat ini di Indonesia, di mana negara tersebut memiliki keberagaman budaya dan geografi dengan pulau-pulau yang terpisah, pemikiran Ki Hadjar dianggap relevan. Pendekatan yang memperhatikan konteks sosial dan budaya dapat membantu anak-anak merasa lebih diperhatikan dan dibimbing dengan lebih baik.

Dengan pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara dalam dunia pendidikan, saya semakin menyadari perlunya pembelajaran yang lebih mendalam. Saat ini saya menyadari bahwa murid bukanlah sekadar kertas kosong yang bisa diisi dengan apa yang diinginkan oleh guru. Sebaliknya, murid telah memiliki pengetahuan awal yang mungkin masih samar, dan tugas guru adalah untuk mengembangkan pengalaman mereka yang masih terbatas tersebut.

Setiap murid memiliki keunikan dan karakteristik yang berbeda-beda. Oleh karena itu, pendekatan pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan individu masing-masing murid. Dalam lingkungan pembelajaran, saya harus memperhatikan baik kodrat alam maupun tuntutan zaman. Saya percaya bahwa dalam proses pembelajaran, selain materi pelajaran, aspek budi pekerti dan karakter juga harus diajarkan. Hal ini penting untuk menciptakan generasi yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila, yaitu generasi yang berakhlak mulia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun