Mohon tunggu...
kang im
kang im Mohon Tunggu... Penulis - warga biasa yang hobi menulis

seorang penulis biasa yang tinggal di kampung

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Minta Maaf: Budaya Elegan Baru Panggung Politik Tanah Air

24 Januari 2025   08:26 Diperbarui: 24 Januari 2025   08:26 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ft. ilustrasi: medsos kompascom (kompas.com)/ semoga Indonesia makin jaya.

Ini gebrakan baru, tapi, mungkin masih sangat asing, dalam panggung politik tanah air. Mungkin, fenomena ini juga pertama kali terjadi dalam sejarah panggung politik elit Indonesia, dalam 100 hari kerja presiden. Jujur, penulis seperti tidak percaya, jika itu terjadi di tanah air.

Fenomena itu sering terjadi di negara maju, seperti Jepang. Bukan hal asing lagi di sana. Sudah umum di kalangan elit. Yaitu pemimpin minta maaf kepada rakyatnya, ketika program kerjanya belum maksimal.

Itu yang dilakukan Presiden RI Prabowo Subianto, beberapa hari lalu. Tepatnya saat politikus Gerindra itu minta maaf atas belum maksimalnya program Makan Bergizi Gratis (MBG). Ini luar biasa. Bisa jadi budaya baru dalam panggung politik tanah air. Harus jadi contoh untuk bawahannya.

Biasanya oknum pejabat klarifikasi dan minta maaf ke publik atas 'kesalahan', atau ada tindak-tanduk yang 'kurang pantas'. Ini beda, minta maaf karena program kerja belum maksimal. Seperti dunia baru dalam panggung politik. Karena, biasanya, jika ada program kerja belum maksimal, fenomenanya akan mencari sejuta alasan, atau cari kambing hitam, agar dimaklumi publik.

Rakyat seperti bukan hanya melihat sosok presiden, tapi sosok kesatria yang patriotik kepada bangsa dan negara, terutama rakyat kecil. Bahkan, hampir semua media juga menulis berita permintaan maaf itu. Salah satunya Kompas.com (kompascom) pada Senin (20/1).

Tulisan ini bukan memuja atau 'menjilat' pemimpin, agar mendapatkan jabatan tertentu. Penulis hanya berusaha memotret fenomena panggung politik Indonesia, dari sudut pandang rakyat biasa. Jika ada kebijakan kurang pro rakyat kecil, penulis juga berusaha mengkritik, dengan gaya tulisan orang kampung.

Penulis hanya orang kampung biasa, yang sangat amat jauh dari dunia politik, pendidikan penulis juga biasa saja, sangat tidak layak untuk mendapatkan jabatan di pemerintahan. Penulis pantasnya jadi petani kampung saja. Nulis ini hanya sebatas hobi, karena dahulu pernah, berkali-kali, buku penulis ditolak penerbit.

Intinya, penulis hanya memotret fenomena baru dalam panggung politik elit. Fenomena itu memang layak diapresiasi. Itu saja.

Budaya Minta Maaf Harus Jadi Contoh

Budaya minta maaf atas kurang maksimalnya program kerja itu harus jadi contoh bawahannya. Semuanya. Kalu bisa mulai tingkat pusat, hingga kampung, atau desa. Ini penting, sebagai salah satu bentuk tanggung jawab moral kepada masyarakat. Rakyat sudah rela membayar pajak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun