Kesuksesan dalam membangun bisnis tak membuat Abd. Khalim Sanjaya SH lupa dengan kampung halaman. Pria 42 tahun ini tidak hanya menciptakan lapangan pekerjaan di kampung, tapi juga akan mendirikan sekolah gratis bagi yatim-piatu. Kenapa?
*****
Pria kelahiran 12 Juli 1982 itu akan membangun kawasan pendidikan terintegrasi: mulai PAUD hingga lembaga pendidikan dan keterampilan: Pondok Properti dan Bisnis, di kawasan perumahan miliknya, di Tegalgondo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang.
Bahkan, di lahan sekitar 35 hektare ini juga bakal dibangun yayasan yatim piatu "Masholihul Yatama". Dimana prioritasnya nanti siswa dan anak yatim piatu dari warga sekitar. "Kami ingin bermanfaat bagi masyarakat, terutama warga di sekitar tempat kelahiran saya," kata pria 42 tahun itu.
Pria dua anak ini bercerita bahwa khusus untuk yayasan yatim piatu bakal digratiskan total. Karena biaya operasionalnya bakal diambilkan dari keuntungan usaha kos-kosan miliknya. Praktis, ada donatur atau tidak, yayasan tersebut tetap bisa berjalan.
Perlu diketahui, sebelum terjun ke dunia properti, Khalim sudah terlebih dahulu bisnis kos-kosan. Bahkan, khusus pengurus, termasuk tenaga pengajar di yayasan juga dibuatkan usaha sendiri, dengan manajemen profesional. "Misalnya, satu guru kami buatkan lima rombong usaha tertentu. Gajinya dari sini. Biar mereka bisa fokus (mengajar)," terang putra pasangan H. Munif dan Hj. Sofiah itu.
Tak hanya itu, khusus di Pondok Properti dan Bisnis juga bakal dibuat konsep seperti pendidikan keterampilan. Mirip seperti balai latihan kerja. Di mana 30 persen teori dan 70 persen nanti praktik lapangan. Perlu diketahui, lembaga ini nanti akan fokus pada manajemen keuangan dan marketing. "Magangnya (praktiknya) nanti di sini (kantornya)," imbuh alumnus Unmer Malang ini.
Konsep dasar dari lembaga pendidikan dan keterampilan tersebut adalah memadukan antara pendidikan agama dan kemandirian (keterampilan). Jadi, dia berharap akan muncul banyak pengusaha dari tanah kelahirannya. "Saya ingin berbagi dan memberi motivasi anak-anak kampung saya untuk jadi pengusaha," Â ungkap suami dari Eni Lestari ini.
Dia dan timnya juga sudah menjalin kerja sama dengan pondok pesantren. Yaitu, tentang pelatihan life skill (keterampilan) para santri. Sehingga, selain bekal pengetahuan agama, mereka juga punya keterampilan tertentu. "Supaya kalau pulang ke kampung halaman nggak bingung mau ngapain," harap pria yang juga pernah mondok ini.
Berkat kiprahnya tersebut, dia diganjar beberapa penghargaan level nasional. Di antaranya, Indonesia 50 best companies award 2019 kategori the most trusted in service excellent of the year untuk PT Notojoyo Nusantara di bawah holding Halim Sanjaya Group sebagai perusahaan yang menaungi Green Stone, Tokoh Prestasi Indonesia 2019 dari Forum Komunikasi Wartawan Indonesia (FKWI) dan the most trusted ward in Indonesia sebagai merek bisnis terpercaya dalam bidang developer dan general contractor. "Penghargaan itu bonus saja. Yang penting, bagaimana kami bisa bermanfaat bagi warga sekitar," terangnya. (*)