Mohon tunggu...
kang im
kang im Mohon Tunggu... Penulis - warga biasa yang hobi menulis

seorang penulis biasa yang tinggal di kampung

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Catatan Pilkada: 4 Cara Elegan Menyikapi Kekalahan (04)

29 November 2024   11:07 Diperbarui: 29 November 2024   11:07 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi: diolah sendiri

Rabu petang (27/11), hasil Pilkada serentak 2024 sudah bisa diketahui, versi quick count, bukan resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU). Meski masih hasil prematur, tapi biasanya, hasil hitung cepat itu tidak jauh berbeda dari rekapitulasi manual KPU. Sehingga, semua peserta Pilkada harus siapkan dua hal: menang dan kalah.

Bagi pemenang atau diprediksi menang, pasti tidak ada masalah, mahasenang. Namun, bagi yang kalah, atau diduga akan kalah, pasti tidak mudah untuk menerima kenyataan. Sehingga, perlu cara untuk menerima dengan lapang dada dan elegan, agar tetap santai dan optimis, dalam menyikapi masa depan. Adapun cara itu diantaranya:    

 

1. Legowo

Ini tidak mudah, berat, perlu menguasai ilmu ikhlas tingkat tinggi. Tapi bagi yang sadar, semua itu sudah garis hidup, sudah ketentuan Sang Pencipta, maka akan lapang dada untuk menerimanya. Sekali lagi, porsi manusia hanya doa dan usaha, hasil hak paten dari Sang Pemilik Waktu. Ini tidak bisa diganggu gugat.   

2. Ucapan Selamat

Jika resmi kalah, berani memberikan ucapan selamat kepada pemenang, secara terbuka. Ini sangat kesatria. Ringan di mulut, tapi berat dijalankan. Namun, efeknya bisa sangat luar biasa dalam karir ke depan. Minimal orang akan menaruh respek kepada seorang kesatria.

Hanya saja, jika ada hal-hal yang dinilai menabrak aturan, juga harus diselesaikan secara bijak. Semua sudah ada mekanismenya, tentunya harus sesuai dengan perundangan yang berlaku.   

3. Intropeksi Diri

Kata orang, tidak ada manusia yang sempurna. Sehingga, kekalahan itu bukan aib, tapi sebuah kewajaran dalam sebuah kompetisi politik. Sehingga, jika sekarang kalah, intropeksi diri, memperbaiki kekurangan, siapa tahu pada kesempatan berikutnya bisa menang. Kata orang, semua akan indah pada waktunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun