Mohon tunggu...
kang im
kang im Mohon Tunggu... Penulis - warga biasa yang hobi menulis

seorang penulis biasa yang tinggal di kampung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Lebih Murah: Guru SMK Ciptakan Alat Peraga Otomotif Inovatif

7 Desember 2023   11:12 Diperbarui: 7 Desember 2023   11:37 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Pribadi/ Henky menjelaskan sistem kerja alat peraga yang dibuatnya. 

Keterbatasan fasilitas tak menyurutkan semangat Henky Kurnia Dhany untuk terus berinovasi dalam dunia pendidikan. Bahkan, guru SMKN 10 Malang ini membuat sendiri alat peraga inovatif yang lebih murah untuk menunjang pembelajaran di kelas. Apa saja alat peraganya?

*****

Alat peraga yang dibuat Henky tak hanya membuat siswa lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran. Tapi juga membuat siswa lebih berani ber-eksperimen dalam belajar. Karena jika alat peraganya rusak, gurunya sendiri bisa memperbaiki dengan mudah. "Siswa lebih berani berkreasi, nggak takut alatnya rusak," kata guru yang juga hobi musik ini.

Dia juga menjelaskan bahwa alat peraga buatannya lebih murah dibandingkan membeli dari produk pabrikan. Seperti alat peraga: Alarm dan Central Door Lock System, Electric Mirror (cara kerja spion elektronik) dan Basic Power Window. Karena dibuat dari media kayu, seperti papan tulis. "Biaya buatnya sekitar Rp 1 juta sampai Rp 2,5 juta per unitnya," jelasnya.

Padahal, masih kata dia, jika membeli alat peraga yang sama buatan pabrikan bisa sampai Rp 8 juta hingga Rp 10 juta per unit. Bahkan, harganya bisa sampai ratusan juta jika membeli mobilnya. Perlu diketahui, alat peraga yang dibuat rata-rata sistem kerja pada mobil, seperti kelistrikan, electric mirror, dll. "Yang penting siswa lebih mudah mahami materi belajar," tegas pria yang sudah menghasilkan dua buku pembelajaran siswa SMK ini.

Tak hanya itu, masih kata dia, siswa juga lebih mudah memahami materi pembelajaran dengan alat peraga, dibandingkan langsung dengan mobil aslinya. Jika menggunakan mobil langsung, jalurnya lebih rumit, dan kadang masih ada rasa takut rusak, saat membongkar sistemnya. Karena penekanannya pada pemahaman sistem, sehingga saat dihadapkan pada mobil, peserta didik sudah bisa membayangkan sistem kerjanya. "Kalau ini (alat peraga) nggak perlu bongkar-bongkar, jadi siswa lebih mudah paham (sistem kerjanya)," ungkapnya. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun