Mohon tunggu...
Imam Santoso
Imam Santoso Mohon Tunggu... Wiraswasta - pengelola jagad abjad

Tertarik pada literasi dan marketing

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengelola Rasa

24 Juli 2021   12:18 Diperbarui: 24 Juli 2021   12:38 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mengelola Rasa

Ketika saat ini banyak orang terpapar covid-19 kayaknya mereka baru disadarkan akan pentingnya alat indera yang telah dihadiahkan oleh Alloh kepada manusia.  

Begitu kehilangan fungsi salah satu indera saja, maka kita sudah merasakan betapa hidup ini menjadi hambar.  Ketika terpapar covid, kehilangan dua fungsi indera saja kita sudah sangat merana. Indera pembau ( hidung) dan fungsi indera perasa (lidah).  Kita baru sadar betapa pentingnya indera itu dan seolah olah kita lupa akan pentingnya tiga indera yg lain yaitu indera penglihatan ( mata ), indera pendengar( telinga) dan indera peraba (kulit).

Berbicara indera perasa, secara harfiah memang kita bisa merasakan sesuatu itu asin,gurih, manis, pahit melaui sel reseptor yang memang sudah diciptakan Tuhan dengan begitu canggih. Bahkan baru saja kemarin saya diingatkan oleh seorang teman herbalis , bahwa dengan melihat lidah, bisa dilihat kita sedang sakit atau tidak. Makanan apa saja yg sesuai dengan tubuh kita. Ketika kita ke dokter pun kita selalu diminta " melet" .

Sedangakan "rasa" secara esensi batin sangat berbeda satu orang dengan yang lainnya. Seorang ibu  biasanya memiliki "olah rasa" lebih peka di banding seorang Bapak.

Olah rasa bisa dikategorikan sebagai indera ke 6 manusia.  Saya teringat ketika seorang ibu memiliki kepekaan  luar biasa terhadap anak anaknya.  Bahkan mereka merasakan ketika anak anaknya di luar sana  sedang senang ataupun sedih karena sedang menghadapi masalah misalnya.

Seorang ibu juga sangat detail memikirkan anak anaknya. Sampai sampai kadangvkita tidak memikirkan pun beliau memikirkan. Meskipun itu kadang justru membuat semakin berat bebannya.Dan berdasarkan survey memang begitu adanya.Siklua manusia dari lahir, anak anak, tumbuh dewasa, tua dan kemabali ke anak anak. Jadi biarlah orang tua kita asyik dengan "olah rasa " nya maaing masing. Kita kawal dan pantau saja .semoga beliau beliau sehat wal afiat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun