Mohon tunggu...
Imam Setiadi
Imam Setiadi Mohon Tunggu... wiraswasta -

Sukses adalah idaman semua manusia

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Orangtua Sebagai Sahabat dan Guru Bagi Anak

16 Juni 2013   01:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:57 1507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Berbicara tentang orang tua kandung bagi putra-putrinya di rumah, berarti juga berbicara mengenai tugas dan tanggung jawab orang tua, selain sebagai panutan juga sebagai pendidik utama bagi anak-anaknya. Selain itu, mungkin anak-anak kita juga mendapat pendidikan dan panutan dari gurunya di sekolah. Namun pada hakekatnya, cuma orang tua kandunglah yang memiliki peran utama menjadi panutan bagi anak-anaknya. Orang tua bisa dari papa maupun mama kandungnya di rumah.

Apabila dihadapkan pada suatu pertanyaan, “Bagaimana menjadi orang tua, agar dapat menjadi sahabat dan guru bagi anaknya?”. Menjadi orang tua, menjadi sahabat dan menjadi guru bagi anak-anaknya di rumah, pada dasarnya memiliki keterkaitan yang tidak dapat dipisahkan. Artinya, apabila orang tua ingin menjadi guru atau panutan yang baik bagi anak, tentu orang tua juga harus dapat berperilaku yang baik, serta menjadi sahabat bagi anaknya. Dengan menjadi sahabat, maka anak-anak juga akan merasa nyaman, dan daya berpikir kreatif anak juga akan berkembang secara efektif tanpa hambatan. Anak merasa nyaman, tanpa ada kecemasan atau rasa takut, karena merasa dekat dengan orang tuanya. Sebaliknya jika orang tua tidak menjadi sahabat yang baik bagi anaknya, maka anak juga akan merasa jauh bagi orang tuanya, sehingga anak juga akan sulit mencerna contoh baik dari orang tuanya. Dengan adanya kejauhan perasaan antara orang tua dan anak, maka jalinan komunikasi timbal balik antara orang tua dan anak juga akan terhambat, yang pada akhirnya perkembangan pendidikan anak juga akan jauh dari harapan orang tuanya.

Semua orang tua pasti berharap agar anak-anaknya dapat berhasil mencapai cita-citanya sesuai harapan. Namun hal itu, akan menjadi impian belaka, apabila kita sebagai orang tua tidak bisa merencanakan, bagaimana agar kita sebagai orang tua dapat menjadi sahabat sekaligus menjadi guru atau tauladan yang baik bagi anak-anak kita. Demikian pula anak kita, mereka pada dasarnya juga menginginkan memiliki orang tua yang dapat dibanggakan dan dapat memenuhi segala kekurangan yang dimiliki oleh anak itu sendiri. Dibanggakan, karena anak merasa bahwa orang tuanya dapat memberi segala perlindungan, keamanan, kesehatan, kesejahteraan, kepintaran dan segala yang dapat membuat anak-anak tersebut bahagia lahir bathin.

Tetapi apabila orang tua tidak bisa menjadi sahabat atau guru yang baik bagi anaknya, tentunya anak juga akan mencari sumber lain, sebagai tempat anak tersebut berkeluh kesah atau mencari alternatif lain guna bertukar pikiran sehingga dapat memecahkan segala permasalahan yang ada dalam dirinya. Perlu diwaspadai bagi orang tua,” Apakah anak kita telah mendapat teman layak. Layak sebagai sahabat yang baik, karena perilaku sahabatnya sudah sesuai norma agama, norma hukum dan norma sosial yang baik dan benar. Namun apabila sahabat anak kita malah menularkan perkembangannya, karena telah membuat perilaku anak kita menjadi tidak sesuai dengan norma hukum, norma agama dan norma sosial yang berlaku syah baik di masyarakat, maka tentu hal itu akan menjadi masalah bagi pertumbuhan dan perkembangan situasi kondisi lingkungan sosial, dimana anak itu berada, baik di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakatnya. Lingkungan sosial tidak dapat menerima anak tersebut, karena perilaku anak tidak sesuai dengan norma agama, hukum dan norma sosial yang berlaku.

Pada dasarnya untuk mencari teman layaknya sebagai sahabat adalah tidak semudah yang kita bayangkan. Karena di zaman yang sarat dengan perkembangan tekhnologi secara pesat seperti saat ini, perkembangan pendidikan umat manusia banyak dipengaruhi dari kemajuan tehnologi itu sendiri.

Dengan adanya penawaran-penawaran dari perkembangan tekhnologi modern yang menarik itulah, kita sebagai orang tua, selain sebagai sehabat bagi anak kita dan guru, dituntut agar orang tua dapat mendampingi atau menuntun anak kita, agar anak kita dapat mengikuti perkembangan tekhnologi modern tersebut dengan secara bijak.

Selain itu, kita sebagai orang tua harus menjadi manusia yang sempurna bagi anak kita, baik terhadap pola tingkah laku kita sehari-hari, dari mulai di lingkungan keluarga hingga di lingkungan masyarakat, dimana kita tinggal. Perilaku baik orang tua, anak secara langsung juga akan mencontohnya, yang pada akhirnya dapat menjadi landasan yang baik dan benar bagi pergaulan anak terhadap teman-teman di sekelilingnya, bahkan dengan mudah anak juga akan menjauhkan dari hal-hal yang tidak baik, dan berbuat baik serta membanggakan bagi teman-teman dan orang tuanya.

Berdasarkan pandangan-pandangan diatas, sudah selayaknya orang tua harus dapat menjadi sahabat, dan guru bagi anak-anaknya, karena orang tua merupakan penentu utama bagi penanaman akhlak dan moral bagi anak, sebaliknya anak merupakan harapan bagi orang tua, agar cita-cita anak dapat tercapai sesuai dengan harapan orang tua. Kesemua itu bisa tercipta, apabila ada saling pengertian antara orang tua dan anak. Selain itu, begitu banyaknya ancaman dari perkembangan tekhnologi dewasa ini yang banyak mempengaruhi akhlak dan moral anak, baik pengaruh negatif maupun positif maka perlu pengawasan dan tuntunan dari orang tua secara intensif.

Sementara itu, pendidikan guru di sekolah sebagai pengganti orang tua juga berperan, namun peran tersebut tidak sepenuhnya dapat mempengaruhi perilaku anak secara maksimal. Peran utama bagi perkembangan akhlak dan moral anak tentunya hanya banyak ditentukan oleh orang tua kandungnya. Orang tua wali, guru, saudaranya bukan merupakan yang utama bagi perkembangan perilaku anak, namun bisa melengkapi, apabila orang tua tidak ada. Itupun musti mendapat pengawasan khusus dari orang tua. Pada dasarnya anak hanya menurut orang tua, bukan orang lain. Apalagi kalau orang tua tersebut bisa menjadi sahabat yang berperilaku baik, benar dan sempurna. Tentu hal itu akan menjadi tauladan yang sangat baik bagi perkembangan kedepan bagi cita-cita anak sesuai harapan orang tua, bangsa dan negara.

IMAM

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun