Mohon tunggu...
Imam Prasetyo
Imam Prasetyo Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saya muslim

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Terima Kasih Jokowi, Anda Menyadarkan Kami Tentang Fiksi Mafia Migas

18 November 2014   17:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:30 3521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penulis tidak merasa perlu untuk membantu para pembaca me-recall memori beberapa pernyataan Jokowi yang tidak akan menaikkan harga.

Karena apapun itu, lacur sudah. Harga yang tertera di indikator dari pompa SPBU telah berganti.

Menyebutkan kembali janji manis dan harapan indah kaum marjinal yang all-out memilih Jokowi sebagai presiden Indonesia yang ketujuh tidak akan membuat inflasi pasca pengumuman tersebut turun. Picuan dari pengumuman tersebut ke harga komoditas yang dikonsumsi oleh rakyat Indonesia tidak lagi menjadi sebuah rasa was-was karena resmi berubah menjadi rasa takut menyambangi tenggorokan rakyat untuk antisipasi berkehidupan kedepan.

Penulis hanya ingin mengatakan selamat kepada Presiden Republik Indonesia ini karenatelah berhasil membuat sikap yang tegas bahwa teriakan-teriakan –salah satunya dari kompasianer juga yakni Faisal Basri dan diaminkan oleh sekian jumlah group di Kompasiana- akan adanya mafia migas di Republik ini adalah pepesan kosong dan hanyalah cerita takhayul yang tidak ada dasar sama sekali.

Seorang Doktor Kurtubi yang dulu jika menyampaikan sikap kritisnya terkait eksistensi kartel dan mafia di sektor migas yang menyebabkan biaya sedot (lifting cost) dari minyak mentah dan pengolahan yang tidak transparan-lah yang menyebabkan harga keekonomian dari BBM tidak ‘ramah’ di kantong sebagian besar rakyat Indonesia.

Alih-alih konsisten, pria yang jika berargumen ini sangat ekspresif di hari-hari terakhir ini malah melempem bak kerupuk gendhar yang tersiram kuah bakso.

Pun juga dengan Buku Putih ala kabinet bayangan dahulu yang disusun oleh PDI Perjuangan. Hanya menjadi buku dongeng penghantar tidur kaum marhaen. Dongeng yang menceritakan adanya kerajaan kahyangan yang semua dimensi kehidupan berjalan ideal dan seharusnya. Dongeng yang mengatakan bahwa masih begitu banyak opsi yang bisa diambil oleh pengelola negara selain mengurangi asupan subsidi dikantong-kantong lusuh wong cilik.

Jokowi telah tegas dan pasti, bahwa mafia migas atau kartel yang mengangkangi semua proses dari hulu hingga hilir adalah isapan jempol. Besaran angka 2000 rupiah adalah bentuk tindakan memperkuat fiskal pemerintahan. Membasmi para white collar crimes dan gerombolan tikus-tikus yang menyebabkan bocornya aliran crude oil, kisruhnya tender penyulingan dan rebutan tumpeng besaran export serta import barang jadi tidaklah sebuah realita melainkan ilusi para pandir yang mencoba menarik simpati kaum marhaen, kelompok marjinal atau wong cilik.

Bukalah mata anda, tersenyumlah, nikmati secangkir teh tubruk yang wangi dan bergegaslah bangkit dari sumpah serapah. Toh kalian juga yang membuat Jokowi bisa dengan dingin menyampaikan pengumuman di sebuah mimbar kecil yang ada burung Garuda didalamnya.

Semoga sabar hingga pengumuman kenaikan harga di sesi berikutnya.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun