Pasukan pengamanan presiden (Paspampres) membentuk grup baru yakni grup D. Grup ini bertugas melakukan pengamanan terhadap mantan presiden dan wakil presiden RI.
"Tugasnya mengamankan mantan presiden, wapres, istri atau suami," ujar Panglima TNI Jenderal Moeldoko usai upacara pengesahan Grup D di Mako Paspampres Jl Tanah Abang II, Jakarta Pusat, Senin (3/2/2014).
*****
Semua kita tentu masih ingat dengan SS (secret service) dari orang nomor satu dari Amerika Serikat. Berbadan tegap, miskin mimik dan ekspresi. Kaca mata hitam dan terselip alat komunikasi internal disetiap kuping mereka.
Berjibaku bahkan mengorbankan nyawa untuk melindungi nyawa, demikianlah kurang lebih taruhan dari pasukan pengawal tersebut.
Indonesia menjelang pelaksanaan pemilu ini di penuhi hal-hal pragmatisme dan oppoturnistis. Sebagian pihak memberikan kesan bahwa betapa Mantan Presiden tetap memerlukan pengawalan. Prolog diatas menjadi semakin menampakkan betapa beberapa presiden merasa masih dalam ancaman meski sudah tidak menjabat lagi dan membutuhkan sejumlah profesional terlatih untuk mengawalnya dalam keseharian.
Moeldoko menjelaskan secara tidak resmi, sebenarnya pengamanan terhadap mantan presiden sudah berlaku sejak lama. Namun setelah dievaluasi, diperlukan organisasi resmi yang melakukan tugas-tugas tersebut dan kemudian dibentuklah Grup D. (sumber detik, (3/2/2014).
Jadi pertanyaan yang menarik, kira-kira para mantan yang kebelet dikawal oleh Paspampres siapa saja ya? Mari kita mulai satu persatu untuk menelisiknya ;
- Gusdur, sepertinya isteri dari tokoh Nahdliyin ini akan menolak dikawal karena merasa sewaktu menjabat suaminya hanya dilengserkan tanpa meninggalkan banyak noktah-noktah kriminal dimasa kepresidenannya. Kecuali kasus pemijatnya yang hari ini pun masih raib.
- BJ Habibie, apalagi pria Makassar bercampur etnis Jawa ini. Terlahir pintar dengan IQ kelas wahid hanya menyisakan sebuah memori tentang Timor Leste. Rasa-rasanya tidak begitu banyaklah pihak-pihak yang ingin menyakitinya.
- Megawati, sejauh rekaman politiknya malahan putri mendiang Proklamator ini dikuyo-kuyo lawan politiknya. Saat diserang oleh pria berambut cepak di kantor PDI-P di jalan Diponegoro dan terakhir adalah drama poros tengah yang 'menghabisi' kedahsyatan moncong putih di pemilu legislatif dan hanya mendapat hadiah ibu wakil presiden. Tentu saja lebih banyak sakit hati dari menyakiti hati orang lain.
- Susilo Bambang Yudoyono, ahai! Pria Pacitan penyuka dan pencipta lagu ini merasa dirinya okay-okay saja dan merasa perlu mendelegasikan kejengkelannya melalui Palmer Situmorang untuk sibuk somasi sana dan somasi sini. Awan-awan gelap bercampur air yang akan tumpah membasahi bumi pun telah terlihat kasat mata. Pasukan tanpa lelah (baca; Panwas Century) seakan tidak rela melihat pria gagah ini madeg pandhita ratu. Â Seperti Ustadz Guntur Bumi yang memburu hantu. Apakah Group D ini terinspirasi oleh kondisi-kondisi yang membayangi hari-hari terakhir Cikeas? Wallahu 'alam bisshowab.
- Budiono, ekonom yang termahsyur sebagai lokomotif ekonomi bermazhab liberalisme ini pun setali tiga uang dengan kambratnya SBY. Hari-hari terakhirnya menjelang suksesi di bulan April seperti mendung yang berarti hujan. Tudingan-tudingan yang menghampirinya kian intens. Wah kasihan deh!
Semoga dana yang dianggarkan tidak mencerminkan dari sifat paranoid seseorang yang malahan menyebabkan tergelontornya sekian milyar rupiah untuk sesuatu yang tidak bermanfaat bagi bangsa.
Salam Anti Rasa Cengeng!
Artikel Terkait