Sally Leivesley, wanita bekas penasihat ilmiah Kementerian Dalam Negeri Inggris, mengatakan bahwa kecepatan, arah dan ketinggian terbang Boeing 777-200 ER Malaysia Airlines diubah dengan menggunakan signal radio yang dikirim dari sebuah peralatan kecil, tulis International Business Times online, situs berita Inggris, Senin (17/3/2014).
Teori ini muncul setelah para penyelidik menetapkan bahwa seseorang dengan pengetahuan mengenai sistem Boeing 777 200-ER secara sengaja menerbangkan jet itu keluar dari koridor semestinya.
Ia mengklaim jika teorinya betul, maka mungkin jet MAS MH370 ini adalah pembajakan cyber pertama kali yang terjadi di dunia.”Ini versi sangat awal yang saya sebut sebagai smart plane, terbang dengan pesawat yang dikendalikan oleh signal-signal elektronik,” kata Leivesley.
*****
Penulis dua minggu yang lalu minta tolong kepada IT agar diberikan antivirus yang lebih baik dan IT menyetujui untuk meng-update sistim antivirus secara remoted alias dilakukan dari PC lain dan menunggangi O/S yang ada.
Sistem remote atau mengendalikan sebuah perangkat komputer pihak lain sudah merupakan kelaziman dari perkembangan teknologi.
UAV atau Unmanned Aerial Vehicle adalah pesawat diterbangkan dengan kendali penuh dari bawah alias kendali pesawat tidak berada di pesawat tersebut. Teknologi ini sudah sedemikian maju. Piranti-piranti yang ditanamkan pada pesawat tersebut terkoneksi secara online menggunakan media-media yang dihubungkan berdasarkan persetujuan alias otorisasi telah diberikan. Penggunaan satelit sebagai media penghubung memungkinkan pesawat bisa dikendalikan dalam rentang ribuan kilometer.
Kasus 'dirampasnya' UAV ( RQ170) dari Amerika Serikat oleh otoritas Iran pada beberapa tahun lalu adalah bukti nyata betapa teknologi selalu menyisakan 'hole' atau lubang-lubang yang bisa dipergunakan untuk melakukan eksploit.
MH370 ditengarai telah di hijacked sistim operasinya secara cyber. Dugaan ini menguat dengan semakin tidak jelasnya tuduhan kepada pilot dan copilotnya. Kemungkinan yang perlu dipertimbangkan adalah navigation system telah diremoted oleh 'seseorang' diluar pesawat. Dengan melakukan sabotase pada sistem panel yang ada di kokpit pesawat membuat pilot dan copilot hanya bisa memandang semua fitur canggih yang ada pada sistem dengan masygul. Apalagi jika ditambahkan dengan bumbu-bumbu psywar, misalnya jika pilot dan copilot ngotot untuk mengambil alih kembali kendali pesawat maka para penunggang akan menukikkan pesawat sehingga menabrak garis horizon.
Dan Iran lah pelaku awal serangan cyber pada sistem kendali pesawat. Meskipun dimungkinan keahlian ini telah dipelajari dengan cermat dan sungguh-sungguh oleh pihak-pihak yang memiliki interes terhadap sabotase instrumen-instrumen termasuk dalam hal MH370.
Bahkan santer juga terendus berita bahwa kemungkinan Boeing 777-200ER di remoted menggunakan smartphone. T eknologi semakin mendekati fiksi holywood. Saat special agent 007 me-remoted smart vehiclenya sewaktu diberondong tembakan oleh musuh. Wow!