Mohon tunggu...
Imam Prasetyo
Imam Prasetyo Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saya muslim

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Pilih Jokowi? Kaum Buruh Harus Melihat Track Record PDI Perjuangan

15 April 2014   17:42 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:39 622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manuver Sofyan Wanandi yang mewakili pengusaha untuk memberikan sinyal dukungan kepada pencalonan Jokowi menyirat berbagai makna tersembunyi. Kisah UU Ketenagakerjaan yang memilukan selama 11 tahun ini tidak serta merta menyurutkan niat mereka menghentikan kesedihan kaum buruh. Di berbagai unit, ribuan buruh sebuah produk soft drink perhari ini masih berdemo dengan santun di depan pabrik pembotolan mereka. Mereka menuntut untuk dijadikan karyawan tetap dan menolak status alih daya yang masih mereka sandang perhari ini.

Kaum buruh harus selalu mengingat rekaman sejarah panjang yang menyesakkan mereka. Terbangun dari tidur karena elusan kata-kata "wong cilik" adalah membunuh tanpa disadari.

Jokowi sejatinya belum memiliki nilai yang positif dalam pandangan kaum buruh. “Jokowi hanya mendapat 23,6 persen suara, disusul Prabowo dan Wiranto. Sementara 52 persen responden buruh belum menentukan pilihannya,” kata Direktur Eksekutif SMI Hidayat di Jakarta.

Hal senada disampaikan Ketua Dewan Direktur Sabang Merauke Circle (SMC), Syahganda Naenggolan. Figur Jokowi pada awalnya memang disukai buruh dengan menaikan upah minimum regional. Namun hal itu tak jadi dilanjutkan pada tuntutan buruh pada tahun berikutnya. “Hal ini mungkin dikarenakan buruh terutama di Jakarta dan sekitarnya masih merasa terkhianati atas janji inkar Jokowi pada 2013 lalu,” kata Syahganda Nainggolan.

Genggaman dan cengkeraman kaum kapitalis memang akan susah dihilangkan dari lingkaran Jokowi karena terkait erat dengan sejarah panjang PDI Perjuangan sebagai rumah politik gubernur DKI Jakarta yang masih aktif ini. Jokowi harus bersusah payah mengurai satu demi satu pasal-pasal yang mencekik leher kaum buruh. Meskipun hal ini nyaris mustahil dilakukan Jokowi karena pandangan mata publik dengan lahap memakan sebuah sindiran kepada kaum buruh saat tim suksesnya bergandeng mesra dengan pihak yang selama ini berseberangan persepsi dan pemahaman terkait kesejahteraan kaum buruh.

Salam berhati-hati dengan semboyan partainya dan presidennya Wong Cilik!

Tautan Rujukan


  1. http://metro.sindonews.com/read/2014/04/08/31/851822/buruh-anggap-jokowi-terhasut-kapitalis
  2. http://news.bisnis.com/read/20140408/77/217824/pileg-2014-h-1-kantor-jokowi-didemo-buruh
  3. http://m.jurnas.com/news/130485/Jokowi-Tak-Populer-di-Mata-Buruh-2014/1/Nasional/Pemilu-2014/
  4. http://www.lintas.me/news/other/republika.co.id/jokowi-bukan-pilihan-utama-kaum-buruh?utm_source=widget_popular&utm_medium=box_3
  5. http://www.militanindonesia.org/analisa-politik/8350-jokowi-dan-pertanda-politik-yang-sesungguhnya.html
  6. Mayoritas Buruh Jabodetabek Tidak Akan Memilih Jokowi
  7. http://www.berita8.com/berita/2014/04/merasa-dikecewakan-ratusan-buruh-tolak-pencapresan-jokowi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun