Mohon tunggu...
Pena_Kampus
Pena_Kampus Mohon Tunggu... Penulis - CatatanPerantau

Pena_Kampus

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Suramnya Pendidikan Bumi

17 September 2020   18:59 Diperbarui: 17 September 2020   19:14 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


#irawan_abae

Pulau Kasiruta adalah salah satu pulau yang berada di Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara. Negeri yang subur tanahnya dan makmur, kekayaan alamnya melimpah ruah. Namun, dari potensi alam yang begitu banyak tidak dapat di kelola dengan baik oleh penduduk setempat alhasilnya sebagian penduduk Pulau Kasiruta masih berada dalam garis kemiskinan.

Sebagian besar Penduduk yang berada di pulau kasiruta menganut agama Islam, sedangkan sebagian kecilnya menganut agama Kristen, kerena menurut sejarah pulau kasiruta pernah di huni oleh Sultan Tumbulawang, sultan pertama Kerajaan Bacan, Maluku Utara dulunya di kenal dengan negeri para raja, di bagian Timur Indonesia.

Di sebuah Desa hiduplah Seorang petani yang setiap harinya selalu pergi ke kebun, tampa mengenal lelah, bahkan sering dijuluki sebagai manusia robot di desa tersebut, aktivitas seharian petani tersebut ialah menanam kelapa, pala dan Cangke dia adalah ayah Ir. Beliau mempunyai seorang putra satu-satunya yang sangat disayangi, putra tersebut bernama awan, namun ayahnya sering menyapanya dengan panggilanIr.

Ir sapaannya, ir adalah salah satu mahasiswa yang aktif berkuliah di Universitas Khairun Ternate, salah satu kampus negeri yang berada di Provinsi Maluku Utara. 

Ketika bumi ini di landa dengan musibah besar bukan tsunami, banjir ataupun gempa bumi. Melainkan sebuah virus yang sangat mematikan sehingga membuat orang-orang menjadi ketakutan, bahkan virus tersebut berpengaruh ke segala aspek yaitu aspek Ekonomi, Kesehatan, Pendidikan, Sosial, dan Politik. Hingga pada tataran merenggut nyawa umat manusia. 

Dari musibah yang melanda bumi saat ini membuat ayah Ir menjadi khawatir kepada anak satu-satunya yang berada di negeri rantau, dengan kondisi bumi yang semakin hari semakin menakutkan sehingga membuat orang-orang menjaditakut.

"Da, Ir oh kodiho toma kampong hang" tanya ayah ir kepada istrinya. " Minggu nanege ir oh kodiho mara toma kampong, baba." Sahut istrinya. 

"baba golokoa no ginado ir?", tanya istrinya. "fowaro golokoa, baba golofino se ir, se kondisi bumi dokane se virus ne gulaha ngori to hawatir se gulaha ngori to pikiran sigado, Da." Sambungnya. "ole ngori me to golofino sigado bolo, lahi giki amoi oh laha-laha bato," kata ibu ir.

("Bu, Ir belum pulang kampung yah?" tanya ayah ir kepada istrinya. "Minggu ini ir akan balik ke kampung, pak," sahut istrinya. "ayah kenapa menanyakan Ir?", "tidak tau kenapa ayah hawatir kepada ir, dengan kondisi bumi yang seperti ini, Virus ini telah membuat ayah menjadi hawatir dan kepikiran terhadap ir. Bu," sambungnya. " iya, ibu pun hawatir terhadap ir, insha Allah ir akan baik-baik saja," kata ibuir.)

Seminggu setelah ir mendapat telpon dari ibunya ia pun merasa cemas dan pula khawatir dengan ayahnya sehingga tanpa berpikir panjang ir ambil langkah untuk balik ke kampung halamannya, ayah dan ibu Ir menyambut ir dengan senyuman yang sangat bahagia. Beberapa hari di kampung halamannya, Ir pun, mendapat kabar dari teman-temannya di kampus bahwa perkuliahan tidak lagi munggunakan tatap muka, melainkan kuliah online dan ir pun memberitaukan kabar tersebut kepada ayah dan ibunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun