Mohon tunggu...
Bureg Sandeq
Bureg Sandeq Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

... manusia gembira bernaluri imajinasi ... jagalah keamanan hati dan pikiran... ...jreeeeeeng...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Segelintir Catatan Panggung dari Kota Salatiga

14 Desember 2013   04:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:57 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saya mencoba menuliskan perjalanan saya dalam mengunjungi kota domisili seorang kawan yang mengundang saya lewat pesan singkat. Ialah kota Salatiga di Jawa Tengah.

Gerimis baru saja selesai menebar, ketika perhelatan panggung itu akan dimulai. Saya datang tergopoh-gopoh dengan ransel ukuran sedang dipunggung. Saya mengira sudah sangat terlambat datang,sebab arloji di tangan menunjukkan pukul 19.15 wib, sedangkan undangan yang saya terima bertanda tanggal 12 Desember 2013 pukul 18.30 wib. Penyebabnya, bis yang saya tumpangi dari solo ke salatiga bergulir dengan santai, meski namanya patas.

Student Center kampus Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga sebagai tempat pelaksanaan pergelaran pentas pak tohir “Djokasmo” , masih sepi. Baru dua syaf gelaran tikar yang dihinggapi pantat penonton. Sangka saya, saya sudah tertinggal separuh pertunjukan. Ternyata...hhhh... Saya mencoba menarik nafas pelan, bahwa mungkin juga disebabkan oleh hujan baru saja reda. Bahwa penonton lainnya sedang dalam perjalanan. Namun setelah menunggu satu jam lamanya, deretan penonton hanya bertambah sekitar 5-6 orang saja.

Bila dilihat posisinya, Student Center ini diapit oleh Fakultas-Fakultas yang namanya tak jauh dari peristiwa sosial kebudayaan dengan manusia sebagai subjeknya. Sebelah kanannya ada Fakultas Teologi serta Fakultas Ilmu Sosial dan Komunikasi. Di belakangnya ada gedung Pasca Sarjana, sedangkan didepannya (ini yang paling dekat.. jreng jreeeng) Fakultas Seni Pertunjukan. Tapi tak satupun dari mahasiswa dari Fakultas-Fakultas yang saya sebutkan tadi nongol. Entah apa penyebabnya. Apakah pihak penyelenggara acara ini yang kurang menancapkan lebih dalam lagi informasi acaranya, ataukah memang mahasiswa-mahasiswanya cuma numpang duduk saja di Fakultas-Fakultas tersebut.

Parahnya lagi, dikampus tersebut terdapat Forum Teater Kampus (disponsori oleh salah satu pemilik sinyal ponsel) yang terdiri dari Teater Tilar, Teater Jiwo dan Teater Kronis. Dari seluruh makhluk teater kampus yang saya sebutkan diatas, hanya segelintir saja yang hadir. Itupun tak sampai tustas acara, merekapun segera hengkang dari tempat. Sampai segala atribut pentas dibongkar, hanya satu biji saja yang tertinggal. Sebenarnya, yang menyelenggarakan perhelatan ini adalah gabungan dari beberapa teater kampus yang ada di kota salatiga (dintaranya Teater Getar dan Teater Postma), yang kemudian menamakan diri Prota (Produksi Kita). Namun sayangnya, penamaan tersebut tak se-efektif namanya. Yang berkecimpung dalam penyelenggaraan tersebut, hanya 1-2 sanggar teater saja. Bahkan yang ikut ngrekasa membongkar atribut panggung (maklum, panggung portable) hanya tersisa satu sanggar saja.

Selain hal-hal tersebut diatas, ada hal yang lain lagi yang turut pula merampok perhatian saya. saat peristiwa panggung telah digelar, dibelakang sana ada yang bermain musik perkusi ( sekiranya anda tahu sendiri keriuhannya seperti apa) dan mampu mengganggu hikmatnya penonton. Tak hanya itu, para mahasiswa yang bergerombol melewati tempat itu, bercanda tertawa lepas seolah sedang tak ada acara apapun disekitarnya. Apakah ini karna mereka memang tidak tahu dengan tak adanya pemberitahuan oleh pihak penyelenggara atau mereka memang sudah terbiasa tidak tahu?

Yah biarlah hal diatas menjadi koreksi bagi pihak-pihak terkait. Itupun kalau mereka ingin mengoreksi. Tapi kalau tidak, ya tak apa. Itu kan kembali pada kebutuhan masing-masing. Toh, meskipun begitu, perjalanan kegelisahan panggung tetap saja berlanjut.

-(Bukankah sebelum berkoar-koar tentang semangat nasionalisme kepada khalayak, sebaiknya aksinya dimulai dari lingkungan terdekat kita?)-


Nb: silahkan bantah catatan saya ini, dengan tindakan yang membukti. :-D

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun